Jumat, 3 Oktober 2025

Scott Bessent Sesumbar, Ekonomi AS Tak Akan Tersentuh Resesi Selama Trump Jadi Presidennya

Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent yakin perekonomian AS sangat sehat dan tidak akan mengalami resesi selama Donald Trump jadi Presiden AS

X
YAKIN TAK TERPEROSOK RESESI - Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent. Dia yakin kondisi ekonomi AS saat ini sangat sehat dan tidak akan mengalami resesi selama Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS. 

 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat Scott Bessent yakin kondisi ekonomi AS saat ini sangat sehat dan tidak akan mengalami resesi selama Donald Trump menjabat sebagai Presiden.

“Saya tidak bisa menjamin apapun, Tapi kami melihat beberapa data fundamental yang sangat baik,” ujar Bessent dalam wawancara dengan Maria Bartiromo di Fox, menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan resesi dengan menyebutnya sebagai pertanyaan yang konyol.

Pernyataan tersebut diungkap Bassent menanggapi hasil survei kantor berita Reuters yang menyatakan 95 persen ekonom yang disurvei memperingatkan pasar tentang adanya peningkatan risiko penurunan ekonomi, buntut ketidakpastian tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump.

Ekonom Goldman Sachs dan Morgan Stanley minggu lalu turut menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB AS ke kisaran 1,7 persen dan 1,5 persen di tahun ini usai saham-saham di AS mengalami penurunan beberapa pekan terakhir.

Hal inilah yang memicu kekhawatiran investor tentang kemungkinan resesi yang akan melanda perekonomian AS, karena kebijakan tarif impor presiden Donald Trump akan memperlambat ekonomi negara.

Meski kebijakan Donald Trump memungkinkan adanya "jeda" dalam pertumbuhan ekonomi AS. Namun, Bassent menegaskan bahwa pemerintahan Trump sedang menggodok kebijakan yang kuat untuk mengendalikan perekonomian negara.

“Kita akan mengalami transisi, dan kita tidak akan mengalami krisis," tutur Bassent meyakinkan.

"“Saya telah berkecimpung dalam bisnis investasi selama 35 tahun, dan saya dapat memberitahu Anda bahwa koreksi itu sehat. Itu normal, yang tidak sehat adalah, Anda mendapatkan pasar yang euforia. Begitulah cara Anda mendapatkan krisis keuangan," ujar Scott Bassent.

Baca juga: Perekonomian AS Hadapi Turbulensi Pasca Ancaman Resesi Mereda, Analis Minta Pasar Waspada

Terkait kebijakan tarif timbal balik yang akan diumumkan pada 2 April, Bessent menyatakan bahwa ia belum melihat angka pastinya. 

Dia menjelaskan, setiap mitra dagang akan diberikan tarif tertentu berdasarkan perhitungan pemerintah AS.

Klaim ini dilontarkan bukan tanpa alasan, menurut Bessent dalam beberapa kasus, suatu negara dapat menghindari tarif timbal balik karena kesepakatan telah dinegosiasikan sebelumnya.

Baca juga: Harga Minyak Naik karena Ancaman Resesi AS, Brent Tembus 78,56 Dolar Per Barel

Sementara Mitra dagang lainnya mungkin berupaya untuk menegosiasikan penurunan tingkat bea masuk mereka setelah mereka menerima jumlahnya,

“Kami akan memastikan bahwa investasi keluar kami tidak berbalik dan digunakan untuk melawan kami. Kami akan terus menyelidiki hal ini dan jika perlu memblokirnya," kata Bessent.

Laporan Reporter: Namira Yunia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved