Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Ganti Jenderal Angkatan Darat, Strategi Baru Ukraina Lawan Rusia di Medan Perang
Zelensky reshuffle jabatan, tunjuk Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina dengan dalih memperkuat pertahanan Kiev
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Volodymyr Zelensky melakukan reshuffle, menunjuk Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina yang baru.
Hnatov diangkat untuk menggantikan posisi Letnan Jenderal Anatoliy Barhilevych yang kini ditunjuk mengawasi standar militer dan memperkuat disiplin di Angkatan Darat.
Perombakan kepemimpinan ini diumumkan Zelensky lewat sebuah dekrit yang dipublikasikan di situs web kepresidenan.
"Kami secara konsisten mengubah angkatan bersenjata agar lebih siap tempur. Untuk mencapainya, kami mengubah sistem manajemen dan memperkenalkan standar yang jelas," kata Menteri Pertahanan Rustem Umerov dalam sebuah pernyataan yang membenarkan pergantian komandan Angkatan Darat tersebut.
Penunjukan Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina yang baru dilakukan bukan tanpa alasan.
Hnatov sendiri merupakan perwira militer Ukraina yang cukup dikenal, terutama karena perannya dalam konflik yang berlangsung di Ukraina setelah invasi Rusia dimulai pada 2022.
Dia memiliki pengalaman yang luas dalam berbagai posisi di militer Ukraina, termasuk dalam operasi-operasi besar di wilayah timur dan selatan negara tersebut.
Zelensky meyakinkan, restrukturisasi jabatan dengan menunjuk komandan yang lebih muda dan memiliki pengalaman tempur dapat memperkuat militernya saat berperang melawan Rusia.
Mengingat saat ini Ukraina berada dalam posisi yang lemah di medan perang, dengan pasukan Kyiv mundur dari wilayah Kursk Rusia.
Sementara, sebagian pasukan tengah mengalami tekanan di wilayah Donetsk timur, usai pasukan Rusia menguasai wilayah itu selama berbulan-bulan.
"Kami terus mengubah angkatan bersenjata agar lebih siap tempur. Untuk mencapainya, kami mengubah sistem manajemen dan memperkenalkan standar yang jelas," kata Menteri Pertahanan Rustem Umerov, dikutip dari Straits Times.
Baca juga: Putin dan Trump Siap Berdialog Minggu Ini, Bahas Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Ukraina Krisis Pasukan
Sebelum reshuffle digelar, Ukraina terus mengalami banyak kekalahan di beberapa wilayah.
Setidaknya, dalam 10 hari terakhir, sudah ada 11 permukiman di Donbass, Ukraina timur yang telah diambil alih oleh pasukan Vladimir Putin.
Kekalahan ini terjadi karena pasukan yang diterjunkan Ukraina untuk menghadapi Rusia tidak memadai.
Adapun jumlah pasukan yang dikerahkan untuk brigade nya hanya 3-5 ribu orang. Padahal untuk melawan Rusia dibutuhkan setidaknya 25.000 personel.
Buntut krisis ini militer Kiev diam-diam memasukkan para dokter dan operator serta teknisi rudal Patriot untuk berjuang di garis depan.
Wakil parlemen dari Partai Hamba Rakyat yang dikenal vokal tersebut mengatakan, sejatinya dokter akan bertugas di belakang untuk menjamin kesehatan, sementara operator dan teknisi Patriot mengoperasikan rudal tersebut untuk menyerang Rusia.
Akan tetapi, kini mereka justru diperintahkan untuk angkat senjata berperang sebagai pasukan infanteri.
Ukraina Kehabisan Senjata
Selain dilanda krisis pasukan, Ukraina diketahui kehabisan stok Rudal Taktis pasokan Amerika Serikat ATACMS yang biasa digunakan dalam perang melawan Rusia.
Dalam laporan yang dikutip dari Kyiv Independent. pejabat militer Ukraina mengungkap bahwa pasukannya tidak lagi memiliki misil ATACMS di gudang senjata.
Hal serupa juga dibenarkan Zelensky, ia mengakui sebagian besar unit militer Kiev mengalami krisis senjata.
Ia mengungkap, krisis terjadi lantaran negaranya kesulitan untuk memasok senjata di tengah meningkatnya kerusakan peralatan dan masalah pemeliharaan yang terus-menerus.
Masalah ini semakin diperparah lantaran beberapa waktu lalu AS mengancam bakal membekukan pengiriman senjata.
Tanpa pasokan yang memadai, pasukan Ukraina akan kesulitan untuk menghadapi ancaman tersebut, yang dapat mempercepat kemajuan pasukan Rusia di wilayah Ukraina.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.