Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin dan Trump Siap Berdialog Minggu Ini, Bahas Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan bahwa presiden AS Donald Trump dan presiden Rusia, Vladimir Putin akan berdiskusi minggu ini.
TRIBUNNEWS.COM - Utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan bahwa presiden AS Donald Trump dan presiden Rusia, Vladimir Putin dijadwalkan akan berdiskusi minggu ini untuk membahas gencatan senjata Rusia-Ukraina.
"Kedua presiden akan melakukan diskusi yang sangat bagus dan positif minggu ini," kata Witkoff dalam wawancara dengan CNN pada hari Minggu (16/3/2025), dikutip dari Al Jazeera.
Witkoff menjelaskan bahwa diskusi ini akan dilakukan melalui panggilan telepon.
Tampaknya, ini merupakan kelanjutan pembicaraan antara AS-Rusia pada minggu lalu.
Di mana Moskow mengatakan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menelepon mitranya dari Rusia Sergey Lavrov.
Keduanya membahas pertemuan puncak AS-Rusia di Arab Saudi bulan lalu.
Atas pembicaraan ini, keduanya sepakat untuk tetap menjalin kontak.
“Sergey Lavrov dan Marco Rubio sepakat untuk tetap berhubungan,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia, tanpa menyebutkan gencatan senjata yang disarankan AS.
Hubungan AS-Ukraina
Mengaku berlaku adil, Witkoff menjelaskan bahwa saat ini AS juga tetap menjalin kontak dengan Ukraina.
"Kami juga terus terlibat dan berdiskusi dengan Ukraina," jelasnya, dikutip dari BBC.
Ia juga menjelaskan AS terus memberi masukan kepada Ukraina tentang gencatan senjata ini.
Baca juga: Dukungan Kanada untuk Ukraina, PM Carney Desak Putin Berunding
"Kami memberi saran kepada mereka tentang segala hal yang kami pikirkan," terangnya.
Witkoff menjelaskan bahwa seminggu kedepan agenda AS adalah mengadakan pertemuan dan pembicaraan terhadap Ukraina dan Rusia.
Minggu lalu, AS dan Ukraina sepakat untuk mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari kepada Rusia.
Zelensky mengatakan cakupan apa saja dalam kesepakatan gencatan senjata tersebut.
"Usulan gencatan senjata akan membentuk gencatan senjata penuh selama 30 hari, tidak hanya terkait rudal, drone, dan bom, tidak hanya di Laut Hitam, tetapi juga di sepanjang garis depan," jelas Zelensky melalui Telegram.
Trump juga berharap Rusia menyetujui kesepakatan ini.
Setelah AS-Ukraina sepakat menyetujui gencatan senjata 30 hari, Rusia kemudian membuat pernyataan.
Putin mengatakan bahwa Rusia siap menerima gencatan senjata.
"Idenya benar dan kami mendukungnya, tetapi ada beberapa pertanyaan yang perlu kita bahas," katanya.
Namun Rusia memberikan sejumlah persyaratan.
Di antaranya, menghentikan mobilisasi, pelatihan militer, dan pengiriman bantuan asing selama gencatan senjata.
Pernyataan Putin mendapat sambutan positif dari Trump.
Menurut Trump, pernyataan Putin sangat menjanjikan.
Akan tetapi, Trump menjelaskan bahwa pernyataan tersebut 'belum lengkap'.
Sementara presiden Volodymyr Zelensky menolak tanggapan Putin.
Zelenksy menyebut Putin sangat manipulatif.
"Kini kita semua telah mendengar kata-kata yang sangat mudah ditebak dan sangat manipulatif dari Putin dalam menanggapi gagasan bungkam di garis depan, Dia pada kenyataannya, tengah bersiap untuk menolaknya mulai sekarang," kata Zelensky, dikutip dari The Guardian.
Tidak hanya itu, Zelensky juga menuduh Putin tidak menginginkan perang berakhir.
"Putin takut untuk mengatakan secara langsung kepada Presiden Trump bahwa ia ingin melanjutkan perang ini," tuding Zelensky.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Donald Trump, Vladimir Putin dan Konflik Rusia vs Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.