Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengapa Logam Tanah Jarang Menjadi Faktor Krusial dalam Upaya Mengakhiri Perang Rusia-Ukraina?

Logam Tanah Jarang menjadi kunci potensial untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung selama 3 tahun.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
Situs resmi Presiden Ukraina
MINERAL UKRAINA - Volodymyr Zelensky saat memberikan penghargaan kepada para prajurit yang berpartisipasi dalam Operasi Kursk, 6 Februari 2025. Logam Tanah Jarang menjadi kunci potensial untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung selama 3 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Logam tanah jarang (LTJ), atau unsur logam langka, muncul sebagai faktor krusial dalam upaya mencari solusi atas konflik Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun, menurut analisis dari eurasiareview.com.

Presiden AS, Donald Trump, mengusulkan pendekatan unik untuk mengakhiri perang ini, yaitu melalui kesepakatan yang saling menguntungkan antara Ukraina, Rusia, dan Amerika Serikat.

Inti dari kesepakatan ini adalah pemberian akses bagi AS terhadap deposit LTJ di Ukraina dan Rusia.

Sebagai imbalannya, kerja sama perdagangan dan ekonomi akan ditingkatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi ketiga negara, dengan harapan dapat mengakhiri konflik.

Baik Ukraina maupun Rusia telah menunjukkan keterbukaan untuk mendiskusikan kesepakatan ini, namun, masalah keamanan yang belum terselesaikan menjadi penghalang utama.

Trump belum memaparkan secara rinci solusi atas masalah keamanan ini.

Namun, para pejabat tinggi AS telah mengindikasikan kemungkinan-kemungkinan yang cenderung mendukung posisi Rusia, yang ditolak oleh Ukraina.

Rencana pertemuan antara Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Washington, serta pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Arab Saudi, diharapkan dapat menjadi forum untuk membahas isu-isu keamanan ini.

Masalah Keamanan yang Kompleks

Rusia bersikeras untuk mempertahankan wilayah Ukraina yang telah direbut dan dianeksasinya sejak 2022. 

Saat ini, Rusia menguasai sebagian besar wilayah Donetsk, Zaporizhia, Kherson, dan Luhansk. 

Rusia berdalih bahwa wilayah-wilayah ini penting bagi keamanannya terhadap ekspansi NATO.

Baca juga: Trump-Putin Akur, Rusia Tawari AS Untuk Ambil Alih Tanah Jarang Milik Kremlin

Selain itu, Rusia tidak mengakui Ukraina sebagai negara berdaulat yang terpisah, melainkan sebagai bagian integral dari "tritunggal" bangsa Rusia, Belarusia, dan Ukraina, yang memiliki warisan sejarah yang sama, yaitu Kievan Rus.

Ukraina, di sisi lain, menolak konsep kesamaan yang dikemukakan Putin dan menegaskan statusnya sebagai negara merdeka yang diakui secara internasional sejak pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Ukraina juga bertekad untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki Rusia.

Sikap AS yang Kontroversial

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, secara terbuka menyuarakan pandangan yang sejalan dengan Rusia.

Ia menyatakan bahwa kembalinya Ukraina ke perbatasan sebelum 2014 adalah tujuan yang tidak realistis dan keanggotaan NATO untuk Ukraina bukanlah hasil yang realistis dari penyelesaian yang dinegosiasikan.

Sikap ini bertentangan dengan komitmen AS sebelumnya kepada Ukraina.

Trump juga mempertanyakan legitimasi politik Zelenskyy, mengklaim bahwa tingkat persetujuannya hanya 4 persen dan mempertanyakan transparansi penggunaan dana bantuan AS untuk Ukraina.

Klaim ini dibantah oleh lembaga penelitian independen, yang menunjukkan tingkat persetujuan Zelenskyy yang jauh lebih tinggi dan penggunaan dana bantuan yang terdokumentasi dengan baik.

Potensi Kesepakatan Logam Tanah Jarang

Di tengah kebuntuan isu keamanan, Trump mengusulkan kesepakatan baru yang berfokus pada deposit LTJ di Ukraina dan Rusia.

AS sangat membutuhkan LTJ, yang merupakan komponen penting dalam teknologi modern.

Trump mengklaim telah mencapai kesepakatan dengan Ukraina untuk memperoleh LTJ senilai US$500 miliar.

LTJ adalah sekumpulan 17 unsur logam. Pada tabel periodik, unsur-unsur ini meliputi 15 lantanida ditambah skandium dan itrium.

LTJ merupakan mineral strategis yang sangat penting untuk pengembangan komputer, baterai, dan teknologi energi terbarukan. 

Meskipun sebenarnya berlimpah di kerak bumi, produksi LTJ didominasi oleh China.

Baca juga: Kim Jong Un Diam-diam Kirim 10.000 Pasukan Tambahan ke Rusia

Kesepakatan dengan Ukraina dan Rusia dapat memberikan keuntungan strategis bagi AS dalam persaingannya dengan China.

Penambangan LTJ memiliki tantangan lingkungan yang signifikan, karena memerlukan penggunaan bahan kimia beracun dan menghasilkan limbah berbahaya.

Namun, kebutuhan global akan LTJ terus meningkat, mendorong negara-negara untuk mencari sumber-sumber baru.

Jika Trump berhasil mewujudkan kesepakatan ini, hal itu dapat menjadi terobosan besar dalam upaya mengakhiri konflik Rusia-Ukraina dan meredefinisi peta geopolitik global.

Pertemuan Zelensky dan Trump

Mengutip BBC, Zelensky akan bertemu Trump di Washington pada hari Jumat (28/2/2025) untuk menandatangani perjanjian yang akan memberikan AS akses ke deposit logam tanah jarangnya.

Zelensky mengatakan ia berharap perjanjian awal dengan AS akan menghasilkan kesepakatan lebih lanjut.

Tetapi ia menegaskan belum ada jaminan keamanan dari Amerika yang disetujui.

Trump mengatakan kesepakatan itu akan membantu pembayar pajak Amerika mendapatkan kembali uang mereka untuk bantuan yang dikirim ke Ukraina selama perang tetapi mengatakan tanggung jawab keamanan Kyiv harus dilimpahkan ke Eropa.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved