Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Trump-Putin Akur, Rusia Tawari AS Untuk Ambil Alih Tanah Jarang Milik Kremlin

Putin memberikan kesempatan kepada AS guna menjajaki kemungkinan kerja sama dalam eksplorasi dan pengembangan deposit logam tanah jarang Kremlin

Kremlin.ru
TRUMP DAN PUTIN - Foto ini diambil pada Rabu (19/2/2025) dari publikasi resmi Kremlin, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden AS Donald Trump (kiri) berfoto sebelum melakukan pertemuan resmi di Helsinki, Finlandia, pada 16 Juli 2018. Putin memberikan kesempatan kepada AS guna menjajaki kemungkinan kerja sama dalam eksplorasi dan pengembangan deposit logam tanah jarang Kremlin 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan logam dan tanah jarang milik Kremlin kepada Amerika Serikat (AS).

Penawaran ini diungkap Rusia di tengah upaya negosiasi alot antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina untuk menguasai tanah jarang milik Kiev.

Dalam keterangan resminya, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa AS dapat melakukan eksplorasi bersama atas cadangan logam tanah jarang di Rusia

Ini karena Rusia memiliki banyak deposit logam tanah jarang dan terbuka.

Rusia diketahui memiliki cadangan logam tanah jarang terbesar kelima di dunia, dengan total sekitar 28,7 juta ton.

Saat ini, sekitar 3,8 juta ton dari jumlah tersebut sedang dalam tahap pengembangan atau siap untuk dikembangkan ke berbagai industri, termasuk pertahanan dan elektronik konsumen.

Dengan strategi ini Rusia berencana untuk menjadi salah satu dari lima produsen utama logam tanah jarang dengan pangsa pasar hingga 12 persen pada tahun 2030.

Namun, industri logam tanah jarang Rusia menghadapi tantangan seperti permintaan domestik yang rendah dan persaingan ketat dari China, yang mendominasi produksi global.

Alasan ini yang mendorong Putin untuk memberikan penawaran dan kesempatan kepada Amerika Serikat guna menjajaki kemungkinan kerja sama dalam eksplorasi dan pengembangan deposit logam tanah jarang di Rusia.

Dengan bekerja sama dengan AS, Putin yakin Rusia dapat mempercepat pengembangan dan pemanfaatan sumber daya tersebut, sehingga dapat meningkatkan ekonomi Rusia.

Rusia sendiri melihat kerjasama dengan AS sebagai peluang untuk mengurangi ketergantungan pada China.

Serta sebagai upaya menciptakan jalur alternatif dalam pasokan logam tanah jarang, yang penting untuk sektor teknologi dan pertahanan.

Baca juga: Trump Ngomel-ngomel, Minta Ukraina Lupakan Niat Gabung NATO: Itu yang Picu Invasi Rusia

Selain itu dengan menawarkan sumber daya tersebut, Rusia bisa memperoleh teknologi dan investasi yang diperlukan untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya.

"Orang Amerika membutuhkan logam tanah jarang. Kami punya banyak," kata Peskov, seperti dikutip Reuters.

"Kami punya rencana untuk mengembangkan sumber daya strategis, tapi ada prospek yang cukup luas untuk kerja sama di sini," lanjutnya.

Trump hingga kini belum memberikan respon terkait tawaran yang diberikan pemerintah Rusia.

Namun dia menyatakan bahwa beberapa perusahaan Rusia dan AS telah saling menghubungi satu sama lain, tapi tidak memberikan rincian lebih jauh.

Kegunaan Tanah Jarang

Logam tanah jarang sendiri merupakan sekelompok 17 unsur kimia yang terdiri dari 15 elemen lantanida (lanthanides), ditambah dengan skandium dan itrium. Meskipun disebut "tanah jarang".

Logam ini sebenarnya cukup melimpah di alam, namun sulit untuk diekstraksi secara ekonomi.

Logam tanah jarang memiliki banyak kegunaan dalam berbagai industri dan teknologi modern.

Termasuk diantaranya digunakan dalam pembuatan ponsel pintar untuk meningkatkan kinerja perangkat keras, seperti dalam magnet permanen yang digunakan di speaker dan mikrofon, serta dalam layar sentuh dan kamera.

Logam tanah jarang, khususnya litium juga digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV) serta pembuatan magnet yang digunakan pada motor listrik.

Lebih dari itu, Logam tanah jarang turut digunakan dalam sistem senjata, radar, dan perangkat elektronik militer karena kemampuan mereka untuk meningkatkan kinerja dan daya tahan perangkat keras.

Sementara logam tanah jarang seperti terbium dan dysprosium digunakan dalam pembuatan peluru kendali dan komponen kendaraan tempur untuk meningkatkan ketahanan terhadap suhu tinggi dan kondisi ekstrem.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved