Konflik Rusia Vs Ukraina
Hubungan AS-Ukraina Panas, Trump Salahkan Zelensky Soal Perang, Rusia Manfaatkan Momen
Hubungan Amerika Serikat dengan Ukraina memanas setelah Washington melakukan pertemuan dengan Rusia di Arab Saudi pada Selasa (18/2/2025) kemarin.
TRIBUNNEWS.COM - Pasca pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dengan Rusia di Arab Saudi pada Selasa (18/2/2025) kemarin, hubungan Washington dan Ukraina menjadi panas.
Terbaru, Presiden AS, Donald Trump menyalahkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky atas invasi Rusia dan tidak mau membuat kesepakatan untuk mencapai perdamaian.
Bahkan, Trump mendesak Zelensky untuk segera mengadakan pemilu baru.
"Tetapi hari ini saya mendengar, 'Oh, baiklah, kami tidak diundang'. Nah, Anda (Zelensky) sudah berada di sana selama tiga tahun."
"Anda seharusnya tidak pernah memulainya. Anda seharusnya bisa membuat kesepakatan," kata Trump, dikutip dari Kyiv Independent.
Komentar tersebut menggemakan pernyataan Trump sebelumnya, di mana ia menyalahkan Zelensky dan pemerintahan Joe Biden atas konflik yang dipicu oleh Rusia.
Menurut Trump, Zelensky harus segera menyelenggarakan pemilu karena ia memiliki "peringkat persetujuan 4 persen", meskipun ucapannya tanpa bukti.
Klaim tersebut bertentangan dengan jajak pendapat terbaru dari Institut Sosiologi Internasional Kyiv, yang menunjukkan bahwa pada Desember 2024, 52 persen warga Ukraina mempercayai Zelensky.
Propaganda Kremlin telah mendorong narasi bahwa Zelensky adalah pemimpin yang tidak sah, dengan mengandalkan premis bahwa masa jabatan presiden pertamanya awalnya dimaksudkan berakhir pada 20 Mei 2024.
Tuduhan palsu tersebut mengabaikan fakta bahwa konstitusi Ukraina melarang pemilihan umum selama darurat militer, yang mulai berlaku setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada tahun 2022.
Trump menjauhkan diri dari narasi Rusia, dengan mengklaim bahwa merupakan pendapat pribadinya bahwa Ukraina harus menyelenggarakan pemilu.
Baca juga: Trump Yakin Bisa Akhiri Perang Rusia-Ukraina dan Tuduh Zelensky Bersalah atas Invasi Moskow
"Itu bukan urusan Rusia. Itu sesuatu yang datang dari saya," katanya.
Alih-alih mengutuk Rusia karena membombardir Ukraina dalam serangan harian selama tiga tahun terakhir, Trump menyalahkan sebagian pada pemerintahan Zelensky.
"Sekarang Anda memiliki kepemimpinan yang memungkinkan perang terus berlanjut," katanya.
Pada saat yang sama, Presiden AS memuji perundingan di Riyadh sebagai "sangat bagus", dan menuduh bahwa Rusia ingin "melakukan sesuatu" dan "menghentikan kebiadaban yang biadab".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.