Hoaks Berseliweran di Media Sosial Jepang Menjelekkan Rencana Expo Osaka 2025
Dalam pembelian tiket masuk Expo Osaka 2025, kemungkinan hanya nama dan nomor telepon yang dibutuhkan
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hoaks mengenai penyelenggaraan Expo Osaka 2025 beredar luas di media sosial Jepang maupun di berbagai platform lainnya.
"Tidak benar bahwa hal-hal privasi seperti permintaan foto paspor atau data pribadi lainnya dibutuhkan untuk pembelian tiket masuk Expo Osaka 2025. Itu hoaks," tegas Gubernur Osaka, Hirufumi Yoshimura, dalam konferensi pers pada Senin (17/2/2025).
Menurut Yoshimura, informasi yang tidak benar mudah menyebar di media sosial saat ini.
"Dalam pembelian tiket masuk Expo Osaka 2025, kemungkinan hanya nama dan nomor telepon yang dibutuhkan. Tidak ada permintaan foto paspor atau identitas pembeli karena itu sangat bersifat pribadi," lanjutnya.
Baca juga: Gubernur Yoshimura akan Sediakan Tempat Salat untuk Pengunjung Beragama Islam Selama Expo Osaka 2025
Beberapa pihak mengeluhkan kesulitan dalam membeli tiket Expo Osaka 2025.
"Kami sedang berupaya mempermudah proses pembelian tiket. Belum lama ini, saya bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, dan telah melaporkan hal tersebut serta meminta izin untuk menyederhanakan sistem pembelian tiket Expo Osaka 2025," papar Yoshimura, yang kini berusia 49 tahun.
Selain itu, Gubernur Yoshimura juga menegaskan pentingnya penyediaan fasilitas halal dan tempat salat bagi pengunjung Muslim.
"Kami akan sangat memperhatikan kebutuhan tersebut bagi kalangan Muslim yang hadir di Expo Osaka 2025," ujarnya.
Diskusi mengenai Expo Osaka 2025 terus berlangsung. Bagi yang ingin ikut serta dalam kelompok Pencinta Jepang, dapat menghubungi email: [email protected].
3 Kali Kena Hoaks Meninggal Dunia, Sule Ungkap Hikmah: Dolar Saya Makin Naik |
![]() |
---|
Tata Kelola Platform Digital di Indonesia Masih Reaktif dan Belum Proporsional |
![]() |
---|
Viral Guru Injak Siswa saat Tidur di Kelas, Kak Seto: Guru Mengajar Bukan Menghajar |
![]() |
---|
Efek Flexing pada Mental Anak Muda Menurut Psikolog, Sulit Bersyukur |
![]() |
---|
Amnesty Soroti Ketergantungan Pakistan pada Teknologi Pengawasan, Privasi Warga Terancam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.