Jumat, 3 Oktober 2025

Tabrakan Pesawat & Helikopter di AS

Terungkap Penyebab Tabrakan American Airlines Vs Helikopter Black Hawk yang Tewaskan 67 Orang di AS

Terungkap penyebab pesawat American Airlines bertabrakan dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) bulan kemarin.

Tangkap layar YouTube 6abc Philadelphia
PENYEBAB TABRAKAN TERUNGKAP - Gambar merupakan tangkap layar yang diambil dari YouTube 6abc Philadelphia pada Selasa (18/2/2025), menunjukkan bangkai helikopter Black Hawk yang tabrakan dengan American Airlines pada Rabu (29/1/2025) kemarin. Berdasarkan temuan awal, altimeter helikopter Black Hawk kemungkinan memberikan pembacaan ketinggian yang tidak akurat. 

TRIBUNNEWS.COM - Terungkap penyebab kecelakaan tragis di Washington DC, yang melibatkan pesawat American Airlines dan helikopter Black Hawk Angkatan Darat AS pada Rabu (29/1/2025).

Tabrakan dua pesawat tersebut, mengakibatkan 67 korban jiwa.

Di antaranya yaitu 64 penumpang pesawat American Airlines dan tiga anggota militer di dalam helikopter Black Hawk, dikutip dari CNN.

Insiden ini menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan di AS sejak 2001.

Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat mengungkapkan dugaan penyebab tabrakan ini.

Berdasarkan temuan awal, altimeter helikopter Black Hawk kemungkinan memberikan pembacaan ketinggian yang tidak akurat.

Dikutip dari laman National Geographic Education, altimeter adalah alat yang mengukur ketinggian, atau jarak di atas permukaan laut. Altimeter digunakan dalam pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, dan aplikasi lainnya.

Selain itu, NTSB mencurigai kalau pilot helikopter tidak mendengar instruksi penting dari menara pengontrol Bandara Nasional Ronald Reagan di Washington DC.

Dalam rekaman kokpit helikopter, tampaknya awak helikopter tidak mendengar perintah untuk bermanuver di belakang pesawat American Airlines, yang bisa jadi mencegah kecelakaan tersebut.

Temuan NTSB dan Penyebab Kecelakaan

Menurut Jennifer Homendy, Ketua NTSB, rekaman suara dari kokpit helikopter menunjukkan bahwa komunikasi penting antara pengendali lalu lintas udara dan awak helikopter mungkin terhambat.

Baca juga: Penerbangan American Airlines Ditunda 5 Jam Gara-gara Nama Hotspot WiFi Pakai Kata Bom

EurAsian Times melaporkan, 17 detik sebelum insiden terjadi, pengendali lalu lintas udara menginstruksikan helikopter untuk bermanuver di belakang pesawat American Airlines.

Transmisi tersebut, terekam hanya selama 0,8 detik, yang mungkin menyebabkan awak helikopter tidak mendengar instruksi yang bisa menghindarkan kecelakaan fatal.

Selain masalah komunikasi, penyelidik juga menemukan adanya perbedaan pembacaan ketinggian antara pilot helikopter dan instruktur helikopter.

Pilot melaporkan ketinggian 300 kaki, sementara instruktur mencatat 400 kaki.

Helikopter Black Hawk menggunakan dua jenis altimeter: satu berbasis tekanan barometrik dan satu lagi berbasis sinyal radio.

Saat tabrakan terjadi, perekam kotak hitam mencatat ketinggian 278 kaki, tampaknya data ini belum tentu sama dengan pembacaan yang dilihat oleh kru helikopter di kokpit.

Penyelidikan Lebih Lanjut dan Fokus NTSB

NTSB terus mendalami berbagai aspek teknis dan operasional yang dapat menjelaskan kecelakaan ini.

Penyelidik memeriksa perekam suara kokpit, data penerbangan, serta reruntuhan pesawat dan helikopter untuk menentukan sudut tabrakan dan peristiwa yang terjadi menjelang kecelakaan.

Salah satu area fokus penting adalah sistem altimeter helikopter dan apakah data yang tidak akurat dapat memengaruhi sistem navigasi.

NTSB juga tengah menganalisis perekam data penerbangan digital dan sistem pitot-statis untuk menentukan pembacaan ketinggian yang dilihat oleh pilot.

Salah satu aspek yang penting dalam penyelidikan ini adalah sistem peringatan tabrakan yang digunakan oleh pesawat komersial, yaitu Traffic Alert and Collision Avoidance System (TCAS).

Meskipun TCAS memberi peringatan kepada pilot pesawat ketika berada dalam bahaya tabrakan, helikopter militer, termasuk Black Hawk yang terlibat dalam insiden ini, tidak dilengkapi teknologi serupa.

Hal ini menambah kompleksitas dalam penyelidikan, karena pengendalian lalu lintas udara dan teknologi yang ada mungkin tidak sepenuhnya mencegah tabrakan.

Selain faktor teknologi, penyelidik mengkaji peran manusia dan lingkungan dalam kecelakaan ini.

Para ahli penerbangan mengatakan bahwa berbagai faktor, seperti kondisi cuaca, komunikasi antara pilot dan pengendali lalu lintas udara, serta kemungkinan hambatan visual yang menghalangi pilot untuk melihat satu sama lain juga perlu diperhatikan.

Baca juga: Kecelakaan Helikopter Black Hawk: NTSB Temukan Bukti Penting

Menurut laporan awal FAA, komunikasi antara pengendali lalu lintas udara dan pilot pesawat serta helikopter tampaknya sudah sesuai dengan prosedur standar sebelum insiden terjadi.

Ada kemungkinan bahwa gangguan atau keadaan darurat medis bisa menjadi faktor yang tidak terduga yang berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut.

Dengan ditemukannya kotak hitam dari helikopter dan pesawat, penyelidik berharap dapat memperoleh wawasan lebih lanjut mengenai apa yang sebenarnya terjadi di udara pada malam itu.

Kecelakaan ini menjadi peringatan tragis mengenai pentingnya keselamatan penerbangan, terutama di wilayah udara padat seperti Washington DC.

Proses penyelidikan NTSB diperkirakan akan memakan waktu lebih dari setahun untuk mencapai kesimpulan resmi.

NTSB dan Badan Penerbangan Federal (FAA) dan Angkatan Darat, akan terus menyelidiki berbagai faktor yang mungkin menyebabkan kecelakaan ini.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved