Konflik Palestina Vs Israel
Mesir Dilaporkan Rilis Rincian Rencana Rekonstruksi Gaza, Tidak Ada Penyebutan Kerja Sama dengan AS
Mesir dilaporkan merilis rincian rencana untuk membangun kembali Gaza; tidak ada penyebutan 'kerjasama' dengan AS
Pada Selasa (11/2/2025), Raja Abdullah mengumumkan bahwa ia akan menerima hingga 2.000 anak dari Gaza yang menderita kanker atau memerlukan perawatan medis lainnya.
Baik Yordania maupun Mesir sebelumnya menolak untuk menerima warga Gaza setelah perang pecah pada 7 Oktober 2023.
"Pemerintah-pemerintah ini pasti berupaya keras untuk merespons presiden yang memiliki visi yang jelas dan tekad untuk mewujudkannya," kata Goldberg kepada Fox News Digital.
Trump mengeklaim, ada potensi untuk mengubah Jalur Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah."
Ia menyatakan bahwa Gaza bisa menjadi "permata" kawasan tersebut.
Namun, Raja Abdullah enggan menjawab secara langsung mengenai posisinya terhadap rencana pengambilalihan AS.
"Saya pikir yang terpenting adalah bagaimana kita dapat mencapai kesepakatan yang baik bagi semua pihak," ujar Abdullah.
"Jelas, kita harus mempertimbangkan kepentingan terbaik Amerika Serikat, rakyat di kawasan ini, terutama rakyat saya di Yordania."
"Kami akan pergi ke Arab Saudi untuk membahas cara kerja sama dengan presiden dan Amerika Serikat," lanjutnya.
"Jadi, mari kita tunggu sampai Mesir datang dan menyampaikan pandangannya kepada presiden, jangan terburu-buru."
Baca juga: Presiden Mesir Tolak Kunjungan ke AS jika Rencana Trump Terkait Relokasi Warga Gaza Masih Berlanjut
Kemudian pada hari yang sama, Raja Abdullah mengonfirmasi posisi Yordania di platform X.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump atas sambutan hangatnya.
Namun, ia juga menegaskan kembali posisi Yordania yang menolak pemindahan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat, sejalan dengan sikap negara-negara Arab.
"Membangun kembali Gaza tanpa memindahkan warga Palestina dan menangani situasi kemanusiaan yang mengerikan harus menjadi prioritas bagi semua pihak," tambahnya, menggemakan pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Mesir.
"Mencapai perdamaian yang adil melalui solusi dua negara adalah kunci untuk memastikan stabilitas regional," tegas Raja Abdullah.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.