Jika Berhasil Ambil Alih Gaza, Menantu Trump Bakal Bangun Hotel Tepi Laut di Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat berencana untuk mengambil alih dan mengelola Gaza.

Rencana ini membuka potensi bagi menantu Trump, Jared Kushner, untuk mewujudkan idenya membangun hotel tepi laut di Gaza yang sebelumnya telah disebut-sebut pada tahun lalu.

Kushner, sebagai menantu dan penasihat Trump, dikenal memiliki latar belakang dalam bidang real estate.

Proyek hotel tepi laut di Gaza bisa menjadi salah satu aspek dari upaya pengembangan kawasan yang lebih luas, memberikan peluang ekonomi dan stabilitas bagi wilayah tersebut.

Pada konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump menjelaskan kalau AS akan mengelola Gaza, sebuah wilayah yang saat ini berada dalam kondisi sangat buruk.

"Semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan Amerika Serikat memiliki sebidang tanah itu, mengembangkan dan menciptakan ribuan lapangan pekerjaan," kata Trump setelah pertemuan dengan Netanyahu, dikutip dari Middle East Eye.

Trump menegaskan warga Palestina harus meninggalkan Gaza untuk mencari tempat yang "baik, segar, indah" tanpa prospek kembali.

Dia juga mengajak negara-negara seperti Yordania dan Mesir untuk menerima warga Palestina yang diusir dari tanah mereka.

Meskipun Yordania dan Mesir menolak ide tersebut, Trump meyakini mereka tidak bisa menolak usulannya, mengingat kemampuannya dalam bernegosiasi.

Ia menggambarkan Gaza sebagai “lokasi pembongkaran” dengan hampir semua bangunan runtuh.

Presiden AS bahkan menyebut situasi tersebut berbahaya bagi warga yang tinggal di bawah reruntuhan beton.

Baca juga: Erdogan Tolak Usulan Donald Trump untuk Mengambil Alih Gaza, Menyebutnya Sebagai Hal yang Sia-sia

Berdasarkan usulan Trump, dengan pengelolaan AS, Gaza bisa menjadi tempat yang lebih aman dan berkembang.

“Mereka bisa menempati wilayah yang indah dengan rumah dan keamanan, menjalani hidup damai dan harmonis,” ujarnya.

Rencana tersebut termasuk kemungkinan penggunaan pasukan AS untuk memastikan stabilitas di kawasan.

“AS akan mengambil alih Gaza, dan kami akan melakukan pekerjaan di sana. Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak,” katanya.