Konflik Palestina Vs Israel
Sosok Nizar Awadallah: Kunci Tersembunyi dalam Negosiasi Gencatan Senjata Gaza
Nizar Awadallah disebut sebagai sosok penting namun jarang terlihat dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel.
Ia terlibat dalam berbagai putaran diskusi yang diselenggarakan oleh beberapa negara untuk mencapai kesepakatan nasional Palestina.
Awadallah sempat memimpin biro politik Hamas di Gaza antara akhir 2004 dan awal 2007, sebuah periode yang ditandai dengan tantangan politik dan militer yang sangat intens.
Selama masa tersebut, Hamas berhasil menguasai Gaza secara paksa, menangkap Shalit, serta menghadapi isolasi internasional setelah membentuk pemerintahan Palestina pada tahun 2006.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, kemudian membubarkan pemerintahan Hamas tersebut tak lama setelahnya.
Awadallah dianggap sebagai bagian dari generasi pendiri Hamas, yang memiliki hubungan erat dengan pemimpin spiritual gerakan tersebut, Sheikh Ahmed Yassin, serta tokoh-tokoh senior seperti Abdel Aziz al-Rantisi. Ia terlibat secara mendalam dalam pembentukan strategi awal dan arah politik Hamas.
Selama perang di Gaza, Awadallah kehilangan putra sulungnya, Ubaida, yang tewas dalam serangan udara Israel.
Kunjungan ke Teheran, Iran
Baru-baru ini, Nizar Awadallah berkunjung ke Teheran untuk bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, pada Sabtu (8/2/2025).
Nizar Awadallah datang bersama penjabat pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya, dan Mohammad Darwish, kepala dewan syura kepemimpinan Hamas, sebagaimana dilaporkan oleh Al Jazeera.
Dalam pertemuan tersebut, Ali Khamenei memuji keberhasilan Hamas dalam mencapai gencatan senjata.
"Anda telah mengalahkan rezim Zionis, yang pada kenyataannya juga merupakan kekalahan bagi Amerika," kata Khamenei kepada para pemimpin senior Hamas tersebut.
Baca juga: Analis Militer: Zionis Israel Rugi usai Tarik Diri dari Netzarim, Hamas Akan Berkuasa di Jalur Gaza
"Anda tidak membiarkan mereka mencapai tujuan mereka."
Khamenei juga memberikan penghormatan kepada para martir Gaza dan komandan yang gugur, khususnya Ismail Haniyeh, sebagaimana tertulis di situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.