Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Donald Trump akan Kirim Pasukan AS ke Gaza? Usir Paksa Warga Palestina, PBB Ungkit Pembersihan Etnis

Donald Trump  mengatakan bahwa Gaza dapat menjadi "Riviera Timur Tengah" sekaligus menggambarkan wilayah tersebut sebagai "lokasi pembongkaran."

Penulis: Hasanudin Aco
khaberni/tangkap layar
KIRIM PASUKAN KE GAZA - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat bertemu di Gedung Putih, Washington DC, AS, Rabu (5/2/2025). Mengemuka soal rencana AS mengirim pasukannya ke Gaza. 

 

TRIBUNNEWS.COM, AS -  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu pada Selasa (4/2/20250 di Gedung Putih. 

Pertemuan tersebut memiliki bobot geopolitik yang signifikan karena Trump dan Netanyahu antara lain membahas masa depan gencatan senjata yang rapuh di Gaza.

Netanyahu berada di bawah tekanan dari anggota koalisi sayap kanan untuk melanjutkan konflik dengan Gaza.

Sementara Trump, yang mengaku sebagai penengah gencatan senjata, bertujuan untuk memastikan gencatan senjata tersebut bertahan.

AS akan Kirim Pasukan ke Gaza?

Pada konferensi pers, Rabu (5/2/2025) waktu AS, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt ditanyai beberapa pertanyaan terkait pernyataan Trump mengenai rencana AS ambil alih Gaza yang dilanda perang.

Karoline Leavitt mengatakan bahwa Presiden Donald Trump "tidak berkomitmen" untuk mengirim pasukan Amerika Serikat ke Jalur Gaza.

"Presiden tidak berkomitmen untuk mengerahkan pasukan di Gaza. Amerika Serikat tidak akan membiayai pembangunan kembali Gaza. Ini adalah ide yang tidak biasa tujuannya adalah perdamaian abadi di Timur Tengah bagi semua orang di wilayah tersebut."

Sebelumnya, Donald Trump mengusulkan rencana bagi AS untuk "mengambil alih" kendali atas Gaza dan merelokasi penduduk Palestina ke negara-negara terdekat seperti Mesir dan Yordania.

Presiden menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.

Trump   mengatakan bahwa Gaza dapat menjadi "Riviera Timur Tengah" sekaligus menggambarkan wilayah tersebut sebagai "lokasi pembongkaran."

Pernyataan itu juga mendapat penolakan luas dari para pemimpin dunia yang mengecamnya sebagai pelanggaran hukum internasional.

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri juga menolak komentar Trump dengan memperingatkan potensi "kekacauan."

Pada konferensi pers hari Rabu, Leavitt menyarankan bahwa proposal tersebut tidak mengharuskan Trump dan negaranya untuk "terlibat dalam konflik di luar negeri."

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan bahwa "definisi kegilaan adalah mencoba melakukan hal yang sama berulang-ulang kali" ketika ditanya tentang pendapatnya tentang Gaza.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved