Konflik Rusia Vs Ukraina
Buku Pelajaran Sekolah di Rusia Samakan Invasi ke Ukraina dengan Perjuangan Soviet Lawan Nazi
Isi pembahasan buku sekolah tersebut menyamakan perang Rusia di Ukraina dengan perjuangan tentara Soviet melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua,
Karena itu, buku ini menggambarkan pandangan resmi pemerintah Rusia tentang perang di Ukraina.
Medinsky dan sejarawan militer yang terlibat bertujuan untuk menjelaskan kepada generasi muda Rusia alasan di balik "Operasi Militer Khusus" tersebut.
Buku ini dipersepsikan sebagai propaganda oleh sebagian pihak, terutama oleh Ukraina dan negara-negara Barat.
Mendidik Generasi Muda Rusia dan Kontroversi
Salah satu tujuan utama buku ini adalah untuk mendidik generasi muda Rusia, khususnya pelajar berusia 15 tahun ke atas, tentang alasan Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Buku ini mencoba menjelaskan bahwa Rusia tidak melakukan invasi secara agresif, tetapi sebagai langkah yang terpaksa dilakukan karena tindakan negara-negara Barat dan Ukraina yang dianggap mengancam.
Sejarawan militer Ivan Basik, yang berafiliasi dengan tentara Rusia, menekankan bahwa tujuan buku ini adalah untuk membantu generasi muda memahami situasi dari sudut pandang Rusia, Tass melaporkan.
Buku ini memperburuk ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, termasuk Ukraina.
Ukraina dan negara-negara Barat menganggap Rusia melancarkan perang yang tidak beralasan dan brutal.
Sebaliknya, Rusia berargumen bahwa invasi ini diperlukan untuk mempertahankan keamanan negara dari ancaman eksternal, terutama ekspansi NATO.
Buku ini memperkenalkan pandangan resmi Rusia tentang perang Ukraina dan memperkuat narasi pemerintah Rusia bahwa invasi tersebut sah dan perlu.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1070
Perang Rusia-Ukraina telah memasuki hari ke-1070 pada Selasa (28/1/2025).
Simak rangkuman peristiwa yang terjadi berikut ini.
- Pasukan Rusia Serang Perbatasan Chernihiv
Pada Senin (27/1/2025) siang, pasukan Rusia menyerang empat komunitas yang berada di wilayah perbatasan Oblast Chernihiv.
Dalam serangan ini, mereka menggunakan berbagai jenis senjata, seperti mortir, artileri laras, serta pesawat tanpa awak (UAV) untuk menjatuhkan bahan peledak.
Selain itu, pasukan Rusia juga mengoperasikan drone FPV dalam serangan tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.