Konflik Palestina Vs Israel
Momen Haru Pemuda Palestina Kembali Bertemu Ibunya, Terpisah Lebih dari Setahun karena Perang Gaza
Pertemuan anak dan ibu terjadi ketika puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi kembali ke Gaza utara, Senin (27/1/2025).
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Warga Palestina juga diizinkan melintasi koridor tersebut mulai Senin dini hari.
Sebelumnya, warga Palestina yang telah berlindung di kamp tenda kumuh dan sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan selama lebih dari setahun, sangat ingin kembali ke rumah mereka, meskipun tahu bahwa rumah mereka kemungkinan telah rusak atau hancur.
Banyak yang khawatir Israel akan membuat eksodus mereka permanen.
Mereka menyatakan kekhawatiran serupa tentang gagasan yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memukimkan kembali sejumlah besar warga Palestina di Mesir dan Yordania.
Ismail Abu Matter, ayah empat anak yang telah menunggu selama tiga hari sebelum menyeberang bersama keluarganya, menggambarkan suasana kegembiraan di sisi lain.
Saat mereka dipertemukan kembali dengan sanak saudara, orang-orang bernyanyi, berdoa, dan menangis.
“Itulah kegembiraan kembali,” kata Abu Matter, Senin, seperti diberitakan AP News.
“Kami pikir kami tidak akan kembali, seperti nenek moyang kami," lanjutnya.
Baca juga: Jihad Islam Palestina Sebut Trump Dukung Kejahatan Perang dengan Serukan Pembersihan Etnis Gaza

Gencatan Senjata Israel-Hamas
Israel memerintahkan evakuasi besar-besaran wilayah utara pada hari-hari awal perang dan menutupnya segera setelah pasukan darat bergerak masuk.
Sekitar satu juta orang melarikan diri ke selatan pada bulan Oktober 2023, sementara ratusan ribu orang tetap tinggal di utara, yang mengalami pertempuran terberat dan kerusakan terburuk selama perang.
Israel telah menarik diri dari beberapa wilayah Gaza sebagai bagian dari gencatan senjata, yang mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025).
Tetapi militer telah memperingatkan orang-orang untuk menjauh dari pasukannya, yang masih beroperasi di zona penyangga di dalam Gaza di sepanjang perbatasan dan di koridor Netzarim.
Gencatan senjata ini bertujuan untuk mengakhiri perang paling mematikan dan paling merusak yang pernah terjadi antara Israel dan Hamas, serta mengamankan pembebasan puluhan sandera yang ditangkap dalam serangan militan pada 7 Oktober 2023, yang memicu pertempuran tersebut.
Berdasarkan gencatan senjata Israel-Hamas, Israel akan mulai mengizinkan warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara dengan berjalan kaki melalui apa yang disebut koridor Netzarim yang membelah wilayah tersebut.
Hamas telah membebaskan empat tentara wanita muda Israel, dan Israel membebaskan sekitar 200 tahanan Palestina, yang sebagian besar menjalani hukuman seumur hidup setelah dihukum karena serangan mematikan.
Baca juga: IRGC Iran Luncurkan Drone Super-Berat Gaza dan Rudal AI Saat Israel Ogah Angkat Kaki dari Lebanon
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.