Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Media Timur Tengah Bongkar Strategi Bertahan Hamas di Gaza yang Buat Israel 'Gila'

Salah satu media Timur Tengah mengatakan strategi bertahan para pejuang Hamas di Jalur Gaza telah membuat Israel “gila”.

Penulis: Febri Prasetyo
Tangkapan layar/JN
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

"Gencatan senjata singkat selama enam hari memberikan kesempatan bagi faksi-faksi perlawanan Palestina untuk mengelompokk diri kembali."

Hamas saat menyerahkan sandera Israel
Hamas saat menyerahkan sandera Israel (Screenshot YouTube Sky News)

Media itu mengatakan Hamas saat ini tidak hanya ada di Palestina, tetapi juga di dunia Arab dan Islam.

Narasumber The Cradle menyebut Operasi Banjir Al Aqsa yang dilakukan Hamas mendorong adanya rekrutmen personel. Ribuan pemuda Palestina ramai-ramai bergabung dengan Hamas.

Menurut narasumber dari Hamas, Israel telah membuat "dendam yang bertahan hingga banyak generasi".

Kata dia, perang di Gaza tidak hanya perang Israel melawan Hamas, tetapi juga perang Israel melawan seluruh warga Gaza.

"Tak bisa dihindari bahwa mereka yang bukan bagian dari Hamas telah menjadi bagian dari kelompok perlawanan itu," kata salah satu sumber Hamas.

Bahkan, jika Hamas berhenti beroperasi, gerakan baru dan lebih kuat akan muncul di Gaza.

Baca juga: Hamas akan Serahkan Nama 4 Sandera Israel yang Segera Dibebaskan pada Sabtu Besok

Seorang pejabat keamanan Eropa pernah memperingatkan kemungkinan munculnya para pejuang baru di Gaza.

Dia menyebut ada sekitar 18.000 anak yatim akibat perang di Gaza. Belasan ribu anak itu bisa membentuk "tentara pembebasan" baru dalam satu dasawarsa dan bahkan lebih garang daripada para pendahulu mereka.

Strategi bertahan Hamas

Media itu menyebut pada enam bulan pertama perang, fokus Hamas tak hanya perihal senjata, tetapi juga pengembangan kepemimpinan dan kader.

Hamas memprioritaskan keamanan para pejuangnya dan efisiensi operasi militer. Kelompok itu memastikan sumber dayanya tidak terbuang sia-sia dan jalur mundur tetap aman.

Israel berupaya membuat pejuang Hamas kelaparan dengan cara membatasi keberadaan unsur gizi penting seperti protein hewani. Namun, Hamas beradaptasi dengan cepat  dan memitigasi dampaknya.

Faktor lain yang membuat Hamas tangguh adalah pendekatan sistematisnya dalam pengembangan kepemimpinan. Sebelum perang meletus, Brigade Al Qassam menjalankan program pelatihan dan memiliki akademi militer setengah resmi.

Struktur ini memungkinkan Hamas menjaga adanya pemimpin tingkat tinggi meski banyak panglimanya dibunuh Israel.

Keahlian dalam membuat senjata dan rudal bisa disebarkan dengan cepat sehingga operasi militer bisa terus berlangsung.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved