Konflik Palestina Vs Israel
Israel Siap Melanjutkan Perang Jika Hamas Gagal
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Israel berhak melanjutkan pertempuran jika perlu.
TRIBUNNEWS.COM - Dalam pidato publiknya yang pertama sejak kesepakatan gencatan senjata dicapai, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan keyakinannya bahwa Israel memiliki hak untuk melanjutkan pertempuran di Gaza jika kondisi memaksa.
Menurut laporan BBC, Netanyahu menjelaskan bahwa fase pertama gencatan senjata ini hanya bersifat sementara.
Dia menekankan bahwa Tel Aviv tetap memiliki hak untuk kembali berperang, terutama jika Hamas tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati.
Apa Tujuan dari Gencatan Senjata?
Fase pertama gencatan senjata dimulai pada Minggu, 19 November 2025, dengan tujuan utama membawa pulang sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Sebanyak 33 sandera Israel diharapkan bisa dibebaskan dalam proses pertukaran tahanan.
Namun, Netanyahu mengingatkan bahwa gencatan senjata ini bisa berakhir jika Hamas gagal memberikan daftar nama sandera yang akan dibebaskan.
"Jika Hamas gagal memenuhi kesepakatan, Israel tidak akan ragu untuk melanjutkan pertempuran dengan kekuatan besar," tegasnya.
Netanyahu juga percaya bahwa Israel harus selalu menjaga hak untuk berperang jika diperlukan, terutama dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS).
Bagaimana Kelanjutan Gencatan Senjata dan Pertukaran Tahanan?
Netanyahu memperingatkan bahwa Israel akan mengambil langkah-langkah lebih keras jika negosiasi gencatan senjata kedua tidak membuahkan hasil.
Ia menegaskan bahwa Israel berhak untuk menyalakan kembali pertempuran jika situasi semakin memburuk.
Sebagai bagian dari kesepakatan, sebanyak 95 tahanan Palestina akan dibebaskan oleh Israel, di mana sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Namun, hingga Sabtu, 18 November 2025, Israel belum menerima nama-nama sandera yang seharusnya diserahkan oleh Hamas.
Apa yang Dikatakan AS Tentang Hak Israel?
Netanyahu mengungkapkan bahwa Amerika Serikat telah memberikan dukungan penuh terhadap hak Israel untuk melanjutkan pertempuran jika diperlukan. "Dengan bantuan AS, Israel akan siap untuk melanjutkan perang dengan kekuatan yang lebih besar jika kesepakatan gagal," ujarnya.
Siapa Saja Tahanan yang Akan Dibebaskan?
Sebelumnya, media Israel menerbitkan nama 33 tahanan yang akan dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata.
Daftar tersebut terdiri dari individu yang telah disetujui oleh Hamas dan disusun berdasarkan pengajuan dari Israel beberapa bulan lalu.
Nama-nama dalam daftar tersebut meliputi Liri Elbag, Yitzhak Alghart, Karina Arif, dan beberapa lainnya.
Kesepakatan gencatan senjata dapat dilanjutkan jika disetujui oleh pemerintah dan kabinet Israel.
Tahanan dibebaskan paling cepat pada Minggu, 19 November 2025, sesuai dengan pernyataan dari kantor PM Israel.
Apa Rincian dalam Perjanjian Gencatan Senjata?
Perjanjian gencatan senjata mencakup beberapa aspek penting, termasuk prosedur untuk pertukaran sandera dan tahanan, penarikan pasukan Israel dari area padat penduduk di Gaza, dan penyeberangan perbatasan Rafah.
Beberapa hal yang diatur dalam perjanjian ini antara lain:
1. Penarikan Pasukan Israel: Pasukan Israel akan ditarik dari daerah padat penduduk dengan ketentuan tertentu.
2. Pertukaran Tahanan: Sembilan orang yang sakit dari daftar 33 orang akan dibebaskan sebagai ganti pembebasan 110 tahanan Palestina.
3. Koridor Pembantu Kemanusiaan: Prosedur bantuan kemanusiaan akan dilaksanakan di bawah pengawasan mediator.
Perjanjian ini bertujuan untuk kembali ke ketenangan berkelanjutan yang diharapkan dapat mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak.
Dengan situasi yang terus berkembang, Netanyahu menekankan bahwa Israel akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan negara dan rakyatnya.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.