Riset di Negara Berkembang Bisa Bantu Akhiri Tren Resistensi Antimikroba
Fenomena global kekebalan antimikroba, AMR, menuntut pengembangan jenis baru antibiotika di tingkat lokal, terutama di negara berkembang.…
Resistensi antibiotika meningkat di dunia. Diperlukan jenis obat-obatan baru untuk mengatasi bahaya mikroba.
Ada kebutuhan mendesak untuk pengembangan antibiotika baru di tengah meningkatnya resistensi antimikroba, AMR, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Sebabnya di India, produsen farmasi seperti Wockhardt menguji antibiotika baru terhadap jenis patogen yang menunjukkan tanda resistensi.
Mengingat kemajuan pesat dengan terapi khusus — seperti vaksin mRNA selama pandemi COVID-19 — produsen obat diharapkan mampu mengembangkan antibiotika baru dengan kecepatan yang sama.
Masalahnya, proses di laboratorium tidak sesederhana itu. Dibutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar untuk mengembangkan dan memproduksi antibiotik daripada vaksin.
Antibiotika dikenal sebagai obat-obatan yang kompleks. Tidak seperti vaksin, yang dirancang khusus untuk virus tertentu, antibiotika didesain untuk menargetkan beberapa bakteri sekaligus, yang masing-masing punya cara berbeda melawan pengobatan.
"Dengan antibiotika, kita bisa menargetkan 8-10 patogen, dan masing-masing patogen ini menyebabkan infeksi di tempat yang berbeda, ada yang di rumah sakit seperti bakteri super, ada juga yang di rumah, dan masing-masing patogen ini juga memiliki mekanisme resistensi yang berbeda,” kata Mahesh Patel, kepala staf ilmiah di perusahaan farmasi India, Wockhardt.
Pendekatan regional pengembangan antibiotik baru
Perusahaan farmasi di wilayah berpendapatan rendah dan menengah mulai menggunakan pendekatan lokal, yakni menguji "kandidat" antibiotik di negara masing-masing, jika ada kebutuhan khusus di antara populasi yang sudah dikenal baik.
Di Afrika Selatan dan Brasil, fokusnya adalah pada sepsis neonatal di lingkungan rumah sakit, di mana antibiotik tidak lagi berfungsi, atau perawatan untuk gonore dan infeksi menular seksual, IMS, lainnya. Adapun di India, bakteri super di rumah sakitlah yang menjadi penyebab merebaknya AMS.
Sachin Bhagwat, juga kepala staf ilmiah di Wockhardt, mengatakan pendekatan regional dapat memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat global.
"Yang penting dalam hal sains adalah bahwa patogen India, bakteri India, merupakan salah satu tingkat resistensi tertinggi di dunia," kata Sachin.
Dengan menguji antibiotik melawan bakteri lokal, "keuntungannya adalah obat itu akan secara otomatis efektif melawan patogen di seluruh dunia, karena kami telah mengujinya terhadap salah satu tingkat resistensi tertinggi di India, dan tingkat resistensi cenderung lebih rendah di wilayah lain," kata Sachin.
Tantangan pengembangan antibiotik regional
Hambatan terbesar bagi produsen lokal adalah proses persetujuan atau sertifikasi yang bersifat terpusat secara global. Setiap produk medis baru, baik itu antibiotik, vaksin, atau obat untuk mengobati penyakit atau kondisi lain, biasanya baru mendapat pengakuan pasar setelah dinyatakan lolos uji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Federal AS, FDA, dan Badan Obat Eropa, EMA.
Namun, praktik tersebut menimbulkan tantangan bagi perusahaan seperti Wockhardt, yang bertujuan untuk memasarkan obat di wilayah tempat mereka mengujinya.
Artinya, Wockhardt harus menjalankan dua studi pada saat yang sama, satu ditujukan pada populasi lokal, di antara pasien di komunitas lokal atau regional, dan yang lainnya yang memprioritaskan peraturan global.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.