Konflik Palestina Vs Israel
Abu Obeida Peringatkan Serangan Israel Ancam Gencatan Senjata dan Pertukaran Tahanan Gaza
Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengeluarkan peringatan keras terkait serangan udara Israel yang menargetkan Gaza.
Lebih dari 200 warga Palestina dilaporkan terluka.
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah pengumuman perjanjian gencatan senjata yang dimaksudkan untuk mengurangi kekerasan di wilayah tersebut.
Salah satu serangan yang terjadi menargetkan sebuah rumah di Jalan Al-Jalaa, yang mengakibatkan 18 orang tewas dan beberapa lainnya terluka.
Serangan lainnya menargetkan kawasan pemukiman di lingkungan Sheikh Radwan, yang menewaskan 12 orang.
Meskipun pengumuman perjanjian gencatan senjata, serangan udara Israel di Gaza terus meningkat, menciptakan ketegangan yang besar mengenai keberlanjutan kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Ben Gvir Ancam Mundur dari Pemerintahan
Dikutip dari Middle East Eye, Menteri Keamanan Nasional Israel dari sayap kanan, Itamar Ben Gvir, mengancam akan mengundurkan diri jika perjanjian gencatan senjata dengan Hamas disetujui.
Ia menyebut kesepakatan tersebut sebagai langkah "bencana" yang akan melemahkan upaya perang Israel.
Ben Gvir menegaskan bahwa ia akan memastikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap menjabat.
Akan tetapi, dia mengkau tidak dapat mendukung pemerintah jika kesepakatan tersebut terwujud.
Ben Gvir menuduh Netanyahu membahayakan keamanan Israel dengan menyerahkan posisi militer strategis, termasuk Koridor Philadelphia.
Temuan 7 Mayat
Dikutip dari Al Jazeera, badan pencarian dan penyelamatan Gaza melaporkan bahwa tujuh mayat ditemukan setelah dua serangan udara Israel.
Pertahanan Sipil Gaza mengungkapkan bahwa timnya berhasil mengevakuasi dua jenazah anggota keluarga Ghurab setelah serangan di daerah al-Mufti, provinsi Deir el-Balah, pada hari sebelumnya.
Menurut pernyataan dari Pertahanan Sipil Gaza, tiga mayat lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan akibat serangan tersebut.
Selain itu, lima mayat ditemukan di rumah keluarga Sultan yang terletak di Kota Gaza utara.
Pernyataan itu juga menambahkan bahwa empat jenazah lainnya masih berada di bawah reruntuhan rumah keluarga Sultan setelah serangan bom Israel yang terjadi pada malam harinya.
Keberadaan para korban ini menunjukkan dampak besar dari serangan yang menghancurkan banyak bangunan di wilayah tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.