Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata Disepakati, Hamas Berterima Kasih ke Iran, Hizbullah, Houthi, dan Perlawanan Irak

Hamas berterimakasih ke Iran, Hizbullah, Houthi dan perlawanan Irak setelah menyepakati gencatan senjata dengan Israel yang berlaku mulai Minggu.

X
Khalil al-Hayya, pejabat senior Hamas, memberi isyarat saat wawancara dengan AFP di kantornya di Kota Gaza pada 21 April 2021. Khalil Al-Hayya berterimakasih ke Iran, Hizbullah, Houthi dan perlawanan Irak setelah menyepakati gencatan senjata dengan Israel mulai 19 Januari 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua gerakan Hamas di Jalur Gaza, Khalil al-Hayya, membenarkan berita tentang kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Khalil al-Hayya yang menjadi ketua delegasi perundingan gencatan senjata itu menegaskan Pertempuran Banjir Al-Aqsa adalah titik balik yang penting dalam sejarah masalah Palestina.

“Perjanjian gencatan senjata adalah hasil dari ketabahan legendaris rakyat Palestina yang besar dan keberanian perlawanan di Jalur Gaza, selama lebih dari 15 bulan,” kata Khalil al-Hayya, Rabu (15/1/2025).

Khalil al-Hayya berterima kasih kepada saudara seperjuangan dalam Jihad Islam dan Brigade Al-Quds, yang bersama Brigade Al-Qassam, melakukan operasi militer melawan pendudukan Israel.

Ia juga berterima kasih kepada Hizbullah di Lebanon yang kehilangan ratusan pemimpin dan pejuang dalam mendukung perlawanan Palestina.

Tak lupa, ia berterima kasih kepada Iran yang meluncurkan Operasi Janji Sejati 1 dan 2 untuk membalas serangan Israel, serta perlawanan di Irak dan Tepi Barat hingga Houthi di Yaman yang memblokir jalur kapal Israel.

Ia mengatakan pertempuran ini akan berlanjut dari generasi ke generasi dan tidak akan berhenti, mengingat Israel tidak mencapai apa pun selain kehancuran dan pembunuhan di Jalur Gaza.

“Dampaknya tidak akan berhenti karena apa yang dilakukan Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) merugikan entitas musuh (Israel)," ujarnya.

"Saya memberi hormat kepada semua orang yang bangkit dalam pertempuran paling terhormat dan tujuan terbesar,” lanjutnya.

Ia menekankan rakyat Palestina akan mendapatkan kembali hak-hak penuh mereka dan pendudukan akan dikalahkan dari tanah, Yerusalem, dan tempat-tempat suci.

“Ketabahan rakyat kami dan keberanian perlawanan mereka adalah apa yang menggagalkan rencana musuh,” katanya.

Baca juga: Joe Biden Umumkan Gencatan Senjata Israel-Hamas, Sebut Berkat Diplomasi AS

Khalil al-Hayya mengatakan Hamas tidak akan melupakan pengorbanan rakyat Palestina di Jalur Gaza.

“Kami tidak akan melupakan, kami tidak akan memaafkan, dan tidak ada di antara kami yang akan mengabaikan pengorbanan rakyat kami di Jalur Gaza,” katanya.

“Musuh kami tidak akan pernah melihat kelemahan kami, dan rakyat kami tidak akan pernah melupakan semua orang yang berpartisipasi dalam perang pemusnahan," lanjutnya.

Dia menekankan rakyat Palestina menggagalkan tujuan pendudukan Israel baik yang dinyatakan maupun tersembunyi, menegaskan Israel tidak akan pernah mengalahkan Palestina.

Khalil al-Hayya menggambarkan apa yang dilakukan pendudukan dan pendukungnya di Gaza sebagai perang pemusnahan brutal, kejahatan Nazi, dan antikemanusiaan.

Ia menegaskan kejahatan Israel akan tetap terpatri dalam ingatan dunia selamanya sebagai genosida paling keji di era modern.

Sebelumnya, Hamas mengeluarkan pernyataan mengenai pengumuman perjanjian gencatan senjata dan mengakhiri agresi terhadap Jalur Gaza.

“Perjanjian untuk menghentikan agresi terhadap Gaza adalah sebuah pencapaian bagi rakyat kami, perlawanan kami, bangsa kami, dan masyarakat bebas di dunia, dan ini merupakan titik balik dalam konflik dengan musuh, pada jalan untuk mencapai tujuan pembebasan dan kepulangan rakyat kami,” menurut platform Hamas di Telegram.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.707 jiwa dan 110.265 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (15/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved