Kebakaran di Los Angeles
Korban Tewas Akibat Kebakaran di Los Angeles Terus Bertambah, Mantan Artis Cilik Ikut Jadi Korban
Jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan di Los Angeles, California, Amerika Serikat terus bertambah. Mantan artis cilik ikut jadi korban.
Namun, usahanya tak membuahkan hasil dengan air yang tak mengalir.
"Ia berkata, 'Ibu, tinggalkan aku' dan tidak ada ibu yang bisa meninggalkan anaknya. Dan lengan saya patah, saya tidak bisa mengangkatnya, saya tidak bisa menggerakkannya," kata Shelley Sykes, dikutip dari CNN.
Rory Callum Sykes (32) terlahir buta karena cerebral palsy pada 29 Juli 1992, dan menjadi terkenal karena pidatonya tentang mengatasi disabilitas.
Baca juga: Kebakaran Hebat di Los Angeles: Cuaca Buruk Berlanjut hingga Pekan Depan
Ia adalah salah satu pendiri Happy Charity, yang menurut situsnya menawarkan, "Harapan, Kebahagiaan & Kesehatan bagi mereka yang Terluka".
"Ia mengatasi banyak hal dengan operasi dan terapi untuk mendapatkan kembali penglihatannya dan belajar berjalan."
"Meskipun kesakitan, ia tetap bersemangat untuk menjelajahi dunia bersama saya dari Afrika hingga Antartika," ungkap Sykes.
Sykes mengatakan putranya lahir di Inggris tetapi tinggal di Australia, lalu Amerika.
Ia adalah "hadiah yang lahir pada hari ulang tahun saya dan neneknya," tulisnya.
Baca juga: Update Kebakaran Hebat Los Angeles: Cuaca Buruk Diperkirakan Terus Berlanjut hingga Pekan Depan
Di situs webnya, Sykes menggambarkan dirinya sebagai pembicara profesional dan konsultan untuk banyak perusahaan termasuk Tony Robbins Foundation, dan Cerebral Palsy Alliance.
Dalam penampilannya bersama ibunya di acara televisi Australia “Mornings with Kerri-Anne” pada tahun 2003, ia membahas rencana perjalanan ke Amerika Serikat untuk berbicara di konferensi motivasi Tony Robbins.
"Tidak penting apa yang terjadi dalam hidup Anda, yang penting adalah apa yang Anda lakukan terhadapnya," ungkapnya kepada pemirsa.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan bahwa mereka mengetahui kematian seorang warga negara Australia dan "bekerja sama erat dengan pihak berwenang setempat" untuk membantu keluarganya.
"Departemen Luar Negeri dan Perdagangan memberikan bantuan konsuler kepada keluarganya. Pikiran kami bersama mereka," kata DFAT kepada 9News.
"Karena kewajiban privasi kami, kami tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.