Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Suriah

Pemimpin HTS: Suriah Tak akan Izinkan Kepemilikan Senjata di Luar Kendali Negara

Pemimpin baru Suriah yang juga pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani atau Ahmad Al-Sharaa mengatakan larangan kepemilikan senjata tanpa izin negara.

X/Twitter
Pemimpin baru Suriah yang juga pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani atau Ahmad Al-Sharaa 

Fidan mengatakan, pihaknya berjanji akan terus mendukung masa transisi Suriah setelah rezim Assad runtuh.

"Turki akan terus berdiri di sisi Anda. Semoga hari-hari tergelap di Suriah telah berlalu dan hari-hari yang lebih baik menanti kita," kata Fidan, dikutip dari Al Jazeera.

Fidan juga menekankan bahwa sanksi Internasional terhadap Suriah harus segera dicabut.

Apabila sanksi telah dicabut, maka akan membuat pemerintahan transisi berjalan lebih lancar.

"Sanksi terhadap Damaskus harus dicabut secepat mungkin dan masyarakat internasional perlu bergerak untuk membantu Suriah bangkit kembali dan agar para pengungsi dapat kembali," tegasnya.

Pernyataan ini sebelumnya juga telah diungkapkan oleh Al-Sharaa saat mengadakan konferensi pers pertamanya setelah Assad digulingkan.

Ia juga meminta sanksi Internasional untuk Suriah segera dicabut.

“Semua sanksi ekonomi harus dicabut, sekarang predator sudah pergi dan hanya korban yang tersisa. Faktor ketidakadilan dan penindasan sudah hilang. Sekarang saatnya sanksi-sanksi ini dicabut,” kata Sharaa.

Menurutnya, sanksi yang dijatuhkan ini telah cukup lama dan saat ini waktu yang tepat untuk dicabut, mengingat rezim Assad telah runtuh.

“Rezim ini telah berkuasa selama lebih dari 50 tahun, dan beberapa sanksi ini dijatuhkan pada tahun 1970-an. Itulah sebabnya tindakan harus cepat, sanksi ini harus segera dicabut agar kita dapat memajukan negara kita," jelasnya.

Sementara itu, Turki memandang komponen utama pasukan yang didukung AS, yang mengendalikan sebagian besar wilayah utara dan timur laut Suriah, terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), musuh domestiknya yang terlarang.

“Kami berupaya melindungi sekte dan kelompok minoritas dari segala serangan yang terjadi di antara mereka” dan dari aktor “eksternal” yang mencoba memanfaatkan situasi “untuk menimbulkan perselisihan sektarian,” imbuh al-Sharaa.

“Suriah adalah negara untuk semua orang dan kita dapat hidup berdampingan bersama,” tambahnya.

Sebagai informasi, Turki selama bertahun-tahun mendukung pejuang oposisi yang ingin menggulingkan Assad.

Atas runtuhnya rezim Assad membuat Turki sangat senang dan sangat menyambut baik keputusan ini, dikutip dari Ahsarq Al-Aawsat.

Turki juga menampung jutaan migran Suriah yang diharapkan akan mulai kembali ke rumah setelah Assad jatuh, dan telah berjanji untuk membantu membangun kembali Suriah.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Suriah

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved