Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Suriah

Pemimpin HTS Janji Kejar Eks Pejabat Suriah atas Tuduhan Penyiksaan dan Kejahatan Perang

Pemimpin HTS berjanji mengejar mantan pejabat senior pemerintah Suriah yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan kejahatan perang.

Penulis: Nuryanti
MEE
Abu Mohammed al-Golani (Abu Mohammad al-Julani). Pemimpin HTS berjanji mengejar mantan pejabat senior pemerintah Suriah yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan kejahatan perang. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin militan Islam Suriah, Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al-Golani, berjanji untuk mengejar mantan pejabat senior pemerintah yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan kejahatan perang.

Pernyataan pemimpin pemberontak di Suriah ini disampaikan sehari setelah ia memulai pembicaraan tentang pengalihan kekuasaan menyusul penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Diberitakan Arab News, Bashar al-Assad melarikan diri dari Suriah saat aliansi oposisi yang dipimpin Islam menyerbu ibu kota Damaskus, mengakhiri lima dekade pemerintahan klannya pada Minggu (8/12/2024).

"Kami tidak akan ragu untuk meminta pertanggungjawaban para penjahat, pembunuh, perwira keamanan dan militer yang terlibat dalam penyiksaan rakyat Suriah," kata Abu Mohammed Al-Golani, yang sekarang menggunakan nama aslinya Ahmed Al-Sharaa, pada Selasa (10/12/2024), dalam sebuah pernyataan di Telegram.

"Kami akan menawarkan hadiah kepada siapa pun yang memberikan informasi tentang perwira senior militer dan keamanan yang terlibat dalam kejahatan perang," jelasnya.

Ia menambahkan, otoritas yang baru akan mengupayakan pemulangan para pejabat yang telah melarikan diri ke luar negeri.

Layanan Pemerintah Suriah Berhenti Total

Pada Senin (9/12/2024), Perdana Menteri Suriah, Mohammad Ghazi al-Jalali, mengatakan sebagian besar menteri kabinet kembali bekerja setelah pemberontak menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

Namun, beberapa pegawai negeri gagal kembali bekerja.

Lalu, seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sektor publik negara tersebut telah "berhenti total dan tiba-tiba."

Sementara itu, arus pengungsi menyeberang kembali ke Suriah dari negara-negara tetangga, berharap masa depan yang lebih damai dan mencari kerabat yang hilang selama pemerintahan brutal Assad.

Baca juga: Jet Tempur Israel Serang Lebih dari 150 Target Militer Suriah Setelah Bashar Assad Tumbang

Sudah ada tanda-tanda kesulitan yang akan dihadapi oleh aliansi pemberontak yang kini menguasai sebagian besar negara.

Aliansi ini dipimpin oleh mantan militan senior al-Qaeda yang memutuskan hubungan dengan kelompok ekstremis itu beberapa tahun lalu dan telah menjanjikan pemerintahan yang representatif dan toleransi beragama.

Dilansir AP News, komando pemberontak mengatakan mereka tidak akan memberitahu wanita terkait cara berpakaian.

"Dilarang keras mengganggu busana wanita atau memaksakan permintaan apa pun terkait busana atau penampilan mereka, termasuk permintaan kesopanan," kata komando itu dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Sebagai informasi, Suriah telah berperang selama lebih dari 13 tahun.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved