Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Siap Gencatan Senjata dengan Hizbullah

Gencatan senjata ini lebih diarahkan untuk mengakhiri pertempuran di perbatasan antara Israel dan Lebanon.

X/Twitter
PM Israel, Benjamin Netanyahu tetap jalani sidang korupsi pada bulan Desember 2024. Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini mengungkapkan kesiapannya untuk melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon. 

Sehari sebelum pengumuman gencatan senjata, Israel melakukan serangan udara.

Eskalasi tersebut menewaskan setidaknya 18 orang di Lebanon.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik masih berlanjut meskipun ada upaya untuk meredakan ketegangan.

Menunggu Pengumuman Resmi Gencatan Senjata

Hassan Fadlallah, seorang anggota parlemen Hizbullah, memperingatkan bahwa Lebanon menghadapi masa yang berbahaya dan sensitif sambil menunggu pengumuman resmi gencatan senjata.

"Kita semua berharap agar gencatan senjata ini dapat mengurangi kekerasan yang terjadi," katanya.

Perjanjian gencatan senjata di Lebanon tidak serta merta mempercepat kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.

Konflik di Gaza tetap menjadi isu yang kompleks dan terpisah dari situasi di Lebanon.

Gencatan senjata ini lebih diarahkan untuk mengakhiri pertempuran di perbatasan antara Israel dan Lebanon.

Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengungkapkan bahwa tentara Lebanon akan siap mengerahkan setidaknya 5.000 tentara di Lebanon selatan saat pasukan Israel mundur.

Bou Habib juga mencatat bahwa Amerika Serikat (AS) dapat berperan dalam membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat serangan Israel.

PBB siap dukung kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres mengaku siap mendukung kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

Juru bicaranya, Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan mengungkapkan Guterres berharap perjanjian ini dapat mengakhiri kekerasan, kehancuran, dan penderitaan yang dialami rakyat (Israel dan Lebanon).

"Sekretaris Jenderal mendesak para pihak untuk sepenuhnya menghormati dan segera melaksanakan semua komitmen yang dibuat berdasarkan perjanjian ini," tambah Dujarric, dikutip dari Al Jazeera.

Guterres mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, dan Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon siap mendukung pelaksanaan perjanjian dan mendesak kedua pihak untuk sepenuhnya melaksanakan resolusi Dewan Keamanan 1701.

Resolusi tahun 2006 menyerukan angkatan bersenjata Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB menjadi satu-satunya kehadiran militer antara perbatasan dengan Israel dan Sungai Litani, sekitar 30 km (18 mil) di utara.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved