Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Palestina Masih Cari Jenazah Kerabat Mereka di Sekolah Gaza yang Dibom Israel

Meski menghadapi situasi berbahaya, warga Palestina masih mencari jenazah kerabat mereka di sekolah yang dibom oleh Israel di Gaza.

X/Twitter
Israel melancarkan serangan terhadap sekolah Al-Tabin Gaza Sabtu (10/8/2024). Meski menghadapi situasi berbahaya, warga Palestina masih mencari jenazah kerabat mereka di sekolah yang dibom oleh Israel di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Warga Palestina masih mencari jenazah kerabat mereka di sekolah yang dibom oleh Israel di Gaza, meski menghadapi situasi berbahaya.

Orang-orang yang berlindung di gedung sekolah diserang dengan tiga roket saat mereka melaksanakan salat Subuh pada Sabtu (10/8/2024).

Lebih dari 100 warga Palestina tewas di sana dan puluhan lainnya terluka.

Banyak korban tewas dan terluka adalah warga sipil, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.

Ada sekitar 250 orang di dalam aula sholat di sebuah sekolah di Kota Gaza ketika tempat tersebut diserang bom Israel, menurut laporan media setempat, mengutip keterangan saksi mata.

"Orang-orang masih mencari sisa-sisa jenazah kerabat mereka," Al Jazeera melaporkan.

Tingkat kerusakan terlihat jelas dan masih ada bercak darah dan potongan pakaian, bahkan potongan tubuh.

"Di lantai atas masjid, Anda dapat melihat sebuah lubang tempat rudal menembus lantai dan masuk ke lantai bawah."

"Di sini, Anda juga dapat melihat beberapa bagian rudal yang ditembakkan oleh jet tempur Israel terhadap warga sipil tak berdosa yang berlindung di sekolah," lanjut laporan tersebut.

Sebagian keluarga Palestina telah kembali berlindung di sekolah al-Tabin, Kota Gaza, beberapa hari setelah serangan Israel.

Mereka mengatakan kepada koresponden Al Jazeera Anas al-Sharif bahwa mereka tidak punya tempat lain untuk dituju.

Baca juga: PIJ-Fatah Kecam Israel usai Hujani Roket ke Gedung Sekolah Tewaskan Ratusan Orang yang Sedang Salat

Seorang pria yang berlindung di gedung itu bersama putranya yang sakit mengatakan keluarganya tidak punya pilihan selain kembali.

“Anak saya menderita fibrosis paru-paru,"

"Kami hampir tidak selamat dari serangan itu,"

"Saya menggendong anak saya dan berlari menyelamatkan diri,"

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved