Tantangan Besar Muhammad Yunus di Bangladesh: Redam Inflasi dan Buka Lapangan Kerja
Tingginya pengangguran kaum muda dan melonjaknya harga memicu demonstrasi massal yang akhirnya menggulingkan pemerintahan Sheikh Hasina.…
Dia menunjuk pada tekanan inflasi yang tinggi di seluruh dunia sejak pandemi COVID-19 dan dimulainya perang Rusia melawan Ukraina.
"Namun dalam dua tahun terakhir, hampir semua negara berhasil menurunkan inflasi, kecuali Bangladesh,” katanya. Fahmida Khatun mengatakan, bank sentral tidak mampu mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Bisakah Yunus mendorong reformasi struktural?
Menanggapi kekacauan yang terjadi setelah larinya Sheikh Hasina ke luar negeri, banyak toko dan pabrik tutup, termasuk pabrik-pabrik di sektor tekstil dan garment, yang sangat penting bagi perekonomian Bangladesh.
Negara ini menghasilkan lebih dari $46 miliar setiap tahunnya dengan mengekspor pakaian ke luar negeri, dan sebagian besar ditujukan ke Eropa dan Amerika Serikat.
Lebih dari 4 juta pekerja, sebagian besar perempuan, bekerja di sekitar 4.000 pabrik, yang memasok banyak merek ternama dunia, termasuk Levi's, Zara dan H&M.
"Dari sudut pandang ekonomi, membangun dan menjalankan kembali pabrik akan menjadi prioritas,” kata Gareth Leather dan Shilan Shah, ekonom di Capital Economics yang berbasis di London, dalam catatan penelitian minggu ini.
Mereka memperingatkan bahwa produsen garmen dapat mengalihkan operasi mereka ke tempat lain jika pihak berwenang gagal mengendalikan situasi.
"Tetapi jika perdamaian dan stabilitas segera dipulihkan, kami perkirakan dampak jangka panjang terhadap sektor ini akan relatif kecil.”
Ekonom Ahsan H. Mansur mengatakan, Bangladesh memerlukan reformasi mendasar untuk mengatasi tantangan struktural yang dihadapi perekonomian.
Hal ini mencakup penguatan lembaga regulasi dan pemberantasan korupsi, reformasi sektor perbankan dan keuangan, serta kebijakan perpajakan dan bea cukai.
"Pemerintah perlu membentuk beberapa kelompok ahli untuk mengatasi hal tersebut. Dan mereka harus melakukannya dengan sangat cepat. Itulah tantangan besarnya,” pungkasnya.
(hp/as)
Sumber: Deutsche Welle
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.