Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Khawatir Pembalasan Iran, Israel Tarik Pulang Semua Tentara dari Georgia dan Azerbaijan 

Israel memerintahkan tentaranya yang ditempatkan di Georgia dan Azerbaijan untuk kembali pulang karena khawatir akan potensi pembalasan Iran.

AFP
Pasukan Israel ditarik pulang dari penugasan Georgia dan Azerbaijan merujuk pada kekhawatiran pembalasan Iran. 

Di sisi lain, AS, NATO, CENTCOM, dan rezim Israel telah menyiapkan 240 jet tempur, sementara berbagai sistem pertahanan udara antirudal kapal perang AS di Laut Mediterania dan Laut Merah, serta sistem antirudal rezim Zionis, bersiaga, katanya.

Jenderal tersebut mengatakan bahwa satu divisi Pasukan Dirgantara IRGC sebetulnya siap untuk melepaskan sisa 80 persen kekuatan ofensifnya dan meluncurkan gelombang serangan lain berdasarkan perintah.

Namun, para komandan Iran menyimpulkan bahwa operasi tersebut cukup untuk menghukum rezim Zionis, kata jenderal tersebut.

"Dukungan yang diberikan AS, Inggris, Prancis, dan pemerintah Eropa untuk rezim Israel mengingatkan kita pada Perang Salib," tambahnya. 

Rudal dari peluncur sistem pertahanan terpadu Iron Dome Israel
Rudal dari peluncur sistem pertahanan terpadu Iron Dome Israel meluncur untuk mencegat serangan udara. Iron Dome belakangan dikritik karena dinilai tak mampu menjatuhkan satu pun rudal saat Iran membalas pada April 2024 silam.

Houthi Pastikan Iran dan Poros Perlawanan akan Membalas Israel

Pemimpin kelompok Houthi Yaman, Abdul Malik Al-Houthi, memastikan Iran dan Poros Perlawanan tetap akan menyerang Israel, di tengah isu ditundanya balas dendam itu.

Abdul Malik memastikan, keterlambatan serangan balas dendam Iran dan Poros Perlawanan adalah masalah taktis untuk mengubahnya menjadi respons yang efektif.

Sebab, kata dia, pembunuhan terhadap Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, telah mempengaruhi seluruh wilayah.

"Musuh Zionis (Israel) berada dalam keadaan takut dan panik yang ekstrem setelah menciptakan ketegangan yang berbahaya," katanya, dikutip IRNA dari jaringan berita Yaman, Al Masirah, Kamis (8/8/2024).

Abdul Malik menambahkan, pejabat Iran telah menekankan, serangan balas dendam terhadap Israel tidak bisa dihindari dan apa yang akan terjadi tak dapat diabaikan menggunakan cara apapun.

Ia menggarisbawahi, "Musuh Zionis mengetahui kepastian akan adanya respons (serangan balas dendam). Mereka sedang melakukan persiapan di bawah pengawasan Amerika Serikat (AS) dan kerja sama Barat, serta beberapa pemerintah Arab."

"Tidak ada tekanan atau hal lain yang bisa mencegah kami melakukan respons ini (serangan balas dendam). Seruan, pesan, dan mediator terus dilakukan untuk meyakinkan Iran agar membalas secara sederhana."

"Tapi, kami terus menentang upaya itu secara transparan karena rezim Zionis (Israel dan AS) menargetkan tamu Iran (Haniyeh)," urainya.

Di kesempatan yang sama, Abdul Malik juga memastikan Yaman akan membalas Israel atas serangan di Pelabuhan Hodeidah bulan lalu.

Sebelumnya, sebuah kabar menyebutkan Iran tengah menunda serangan balas dendam ke Israel selagi menunggu hasil pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi.

Ketegangan di Timur Tengah terjadi menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menjanjikan "hukuman keras" bagi Israel sebagai balasan atas kematian Haniyeh.

Baca juga: Iran Disebut Tunda Serangan Balas Dendam ke Israel, Diyakini Tunggu Hasil OKI

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan