Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Mau Bentuk Divisi Baru Tentara di Perbatasan Yordania, IDF Dilarang Bepergian ke Dua Negara

Jika Tentara Israel memutuskan membentuk divisi baru, Divisi IDF itu akan tersebar sepanjang ratusan kilometer dari garis perbatasan dengan Yordania

khaberni
Tembok perbatasan sepanjang ratusan kilometer dari garis perbatasan Israel dengan Yordania. IDF mempertimbangkan membentuk divisi militer baru di perbatasan dengan Yordania karena meningkatnya ancaman. 

Israel Mau Bentuk Divisi Baru Tentara di Perbatasan Yordania, IDF Dilarang Bepergian ke Dua Negara

TRIBUNNEWS.COM - Radio Tentara Israel, Senin (12/8/2024), melaporkan kalau Kepala Staf Militer Israel (IDF), Herzi Halevi, tengah mempertimbangkan pembentukan divisi baru IDF di sepanjang perbatasan Yordania.

Laporan tersebut memperkirakan akan mengambil keputusan tersebut dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Media Israel: Angkatan Laut Garda Revolusi Iran Punya Rudal-Rudal Baru Berdaya Ledak Tinggi

"Keputusan ini muncul akibat meningkatnya jumlah ancaman keamanan di perbatasan," kata laporan tersebut. 

"Jika diputuskan untuk membuat divisi baru IDF, maka divisi IDF tersebut akan tersebar sepanjang ratusan kilometer dari garis perbatasan dengan Yordania," sambung laporan radio tentara Israel.

IDF Dilarang Bepergian ke Georgia dan Azerbaijan

Mengenai situasi terbaru konflik antara negara pendudukan tersebut dan Iran dalam konteks meluasnya Perang Gaza, Perusahaan Penyiaran Israel mengungkapkan kalau pihak IDF yang sepenuhnya melarang tentaranya bepergian ke Georgia dan Azerbaijan.

Keputusan ini didasarkan kekhawatiran kalau Iran akan melakukan pembalasan terhadap mereka.

IDF juga meminta para tentaranya di sana untuk mempersingkat cuti mereka dan segera kembali.

Menteri Pertahanan di pemerintahan pendudukan Israel, Yoav Gallant, memberi tahu mitranya dari Amerika, Lloyd Austin, melalui panggilan telepon malam ini bahwa persiapan militer Iran menunjukkan bahwa Iran sedang mempersiapkan serangan besar terhadap Israel.

Menurut media Ibrani, Gallant memberi tahu Austin tentang pemantauan persiapan militer Iran, yang memperkuat perkiraan niatnya untuk melancarkan serangan dalam beberapa hari mendatang

garis perbatasan Israel dengan Yordania 2
Tembok perbatasan sepanjang ratusan kilometer dari garis perbatasan Israel dengan Yordania. IDF mempertimbangkan membentuk divisi militer baru di perbatasan dengan Yordania karena meningkatnya ancaman.

Ribuan Orang Menyusup

Meningkatnya ancaman keamanan yang dimaksud adalah penyusupan dan penyelundupan.

Surat kabar berbahasa Ibrani, Maariv, mengutip perkiraan pejabat keamanan Israel, melaporkan pada Jumat (9/8/2024) malam, bahwa 4.000 orang telah menyusup dari perbatasan Yordania ke Israel sejak awal tahun ini.

Laporan ini, yang dalam lansiran Jerusalem Post diulas dengan judul "Lonjakan infiltrasi ilegal dari perbatasan Yordania: 'Dari tetesan kecil menjadi banjir'", menjelaskan fenomena infiltrasi ilegal yang berkembang pesat ke Israel melalui perbatasan Yordania.

Baca juga: Qatar, Arab Saudi, Yordania Tolak Permintaan AS untuk Kirim Pasukan ke Gaza, Mesir-UEA Bersedia 

"Ada dan bahaya yang menyertainya," demikian peringatan Dr Yossi Barda dari Pengadilan Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel.

Pengadilan Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel, tempat Barda bekerja, adalah otoritas hukum yang bertanggung jawab untuk meninjau penahanan para penyusup dan penduduk ilegal dalam tahanan hingga mereka dideportasi dari Israel.

"Penduduk ilegal tersebut termasuk empat penyusup dari Turki yang memasuki Israel pada dua tanggal yang berbeda. Mereka baru tertangkap setelah periode yang panjang selama penegakan hukum imigrasi rutin," tulis laporan Jerusalem Post.

Lansiran itu menyatakan, "Keempatnya bersaksi bahwa mereka telah menghubungi jaringan penyelundupan di negara asal mereka. Lebih jauh, jaringan penyelundupan telah mengatur agar mereka menginap di sebuah hotel di Amman hingga diangkut ke perbatasan, di mana mereka memiliki pengemudi Israel yang menunggu mereka di sisi lain dan memindahkan mereka ke Beer Sheva atau Tel Aviv."

Dua dari penyusup tersebut bersaksi bahwa mereka memasuki perbatasan dengan sekelompok lima orang India, yang belum tertangkap hingga hari ini, kata laporan tersebut.

Sepengetahuan Pusat Kebijakan Imigrasi Israel, ini adalah pertama kalinya warga negara India menyusup melalui perbatasan Yordania, bergabung dengan warga negara dari Ethiopia, Georgia, Moldova, Ghana, Sri Lanka, Kolombia, Eritrea, Kazakhstan, Turki, Yordania, dan Sudan.

Perbatasan antara wilayah pendudukan Israel dan Yordania
Perbatasan antara wilayah pendudukan Israel dan Yordania.

Bikin Was-was Negara Pendudukan

Pengadilan Israel telah berulang kali memperingatkan tentang peningkatan penyusupan ke negara pendudukan tersebut, terlebih dalam situasi perang dan ketegangan yang dihadapi Israel terkait berlarutnya Perang Gaza.

Kasus tambahan terjadi ketika dua penyusup Sudan ditangkap di perbatasan Yordania dan dibawa ke Pengadilan Israel pada bulan Juli.

Kedua penyusup tersebut mengatakan bahwa mereka tiba di Yordania untuk bekerja secara legal melalui penerbangan langsung dan memiliki paspor yang sah.

Namun, mereka memutuskan untuk menyusup ke Israel secara mandiri di dekat Laut Mati tanpa bantuan penyelundup.

Mereka kemudian ditangkap oleh tentara dan dipindahkan ke tahanan.

Selain peringatan Barda, ia menambahkan bahwa pelajaran harus dipelajari dari penyusupan di masa lalu dan konsekuensinya, seperti pada tahun 2006, ketika terjadi penyusupan melalui perbatasan Mesir.

"Memahami konsekuensi dari penyusupan di masa lalu seharusnya membuat pihak-pihak terkait "menemukan solusi untuk masalah ini sesegera mungkin," kata Barda.

"Ada juga kebutuhan untuk menanggapi kesaksian berulang dari tahanan yang ditangkap setelah menyusup ke Israel. Ada mekanisme yang mengoordinasikan keberangkatan [para penyusup] dari negara asal dan kedatangan di Yordania" untuk kemudian menerobos perbatasan Israel," tambahnya.

Israel Mudah Disusupi

Pendiri Pusat Kebijakan Imigrasi, Yonatan Yakubovich, menyebut invasi penyusup dari perbatasan Yordania sebagai masalah yang berubah dari "sedikit menjadi banyak."

"Saat ini, sebagian besar penyusup yang tertangkap berasal dari Afrika Timur, persis seperti yang terjadi pada tahun 2006 di perbatasan Mesir.

"Hal yang lebih serius lagi, mirip dengan perbatasan Mesir, pengalaman menunjukkan bahwa jaringan penyelundupan yang berkembang untuk menyelundupkan penyusup kemudian digunakan untuk teror dan unsur kriminal," ulas Jerusalem Post mengenai rentanya Israel disusupi di situasi eskalasi yang dihadapi negara pendudukan itu saat ini.

Baca juga: Dikepung 7 Front, Israel Masih Cari Masalah Sama Mesir, Klaim Temukan Terowongan Besar di Perbatasan

"Dan di sini juga, kita melihat peningkatan yang berbahaya dalam penyelundupan senjata dari perbatasan Yordania ke wilayah Yudea dan Samaria," jelasnya.

Menempatkan urgensi pada pemerintah Israel, Yakubovich menambahkan, "Pusat Kebijakan Imigrasi Israel telah memperingatkan ancaman tersebut sejak lama, dan badan peradilan resmi sekarang sedang menanganinya. Pemerintah Israel harus bangun dan bertindak cepat untuk mengadili para penyusup secara pidana."

"Meskipun terlambat, jika kita bertindak cepat, masih ada peluang bahwa pencegahan dapat dipulihkan dan fenomena tersebut dikurangi sebelum menjadi tidak terkendali dan kerusakan menjadi tidak dapat dikendalikan," katanya. 

(oln/khbrn/JP/*)

   

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved