Selasa, 7 Oktober 2025

Mengapa Kim Jong Un ingin Trump kembali berkuasa?

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih akan menjadi “kesempatan sekali dalam seribu tahun” bagi Korea Utara, menurut seorang pembelot…

BBC Indonesia
Mengapa Kim Jong Un ingin Trump kembali berkuasa? 

Konten Korea Selatan memang mengubah Korea Utara, ujar Ri. Namun, yang menjadi penyebab keruntuhan Korea Utara bukanlah konten Korea Selatan, melainkan sistem kontrol yang berlaku.

“Kim Jong Un sangat menyadari bahwa kesetiaan terhadapnya semakin berkurang. Orang-orang berevolusi. Itulah sebabnya dia mengintensifkan pemerintahan terornya,” ujarnya.

Pemerintah Korea Utara mengeluarkan undang-undang yang menghukum keras siapa saja yang mengonsumsi dan mendistribusikan konten Korea Selatan.

Tahun lalu, BBC mewawancarai seorang pembelot yang mengeklaim dirinya menyaksikan seseorang dieksekusi mati karena membagikan musik dan acara TV Korea Selatan.

Ri menambahkan keputusan Korea Utara akhir tahun lalu untuk meninggalkan proses unifikasi yang sudah berlangsung selama puluhan tahun merupakan upaya lebih lanjut untuk mengisolasi orang-orang dari Korea Selatan.

Ri menggambarkan hal ini sebagai tindakan Kim Jong Un yang “paling keji” mengingat semua orang Korea Utara memimpikan reunifikasi.

Para pemimpin Korea Utara pada masa lalu “mencuri kebebasan, uang, dan hak asasi manusia”, sambung Ri, tetapi “Kim Jong Un merampas satu hal yang yang tersisa: harapan”.

Di luar Korea Utara, banyak perhatian tertuju pada kesehatan Kim Jong Un.

Beberapa orang meyakini bahwa jika Kim Jong Un meninggal dunia, maka ini akan memicu runtuhnya rezim. Awal pekan ini, badan intelijen Korea Selatan memperkirakan berat badan Kim mencapai 140 kilogram yang membuatnya berisiko terkena penyakit jantung.

Namun, Ri meyakini sistem pengawasan dan kontrol saat ini sudah terlalu mapan. Kematian Kim tidak akan mengancam kediktatoran.

“Pemimpin bengis lainnya akan menggantikannya,” ucapnya.

Banyak spekulasi beredar bahwa Kim sedang mempersiapkan putrinya yang masih kecil, yang diperkirakan bernama Ju Ae, untuk menjadi penggantinya.

Ri menepis anggapan tersebut.

Dia berpendapat Ju Ae tidak memiliki legitimasi dan popularitas untuk menjadi pemimpin Korea Utara.

Hal ini terutama karena garis keturunan Paektu yang sakral – yang digunakan keluarga Kim untuk membenarkan kekuasaan mereka – diyakini menurun kepada laki-laki dalam keluarga.

Ri mengakui orang-orang pada awalnya terpesona oleh Ju Ae, tetapi sekarang tidak lagi.

Mereka justru mempertanyakan kenapa Ju Ae menghadiri uji coba rudal daripada pergi ke sekolah. Orang-orang juga tidak habis pikir kenapa Ju Ae mengenakan pakaian mewah rancangan desainer terkenal alih-alih seragam sekolah seperti anak-anak lain.

Ri menekankan bahwa komunitas internasional harus bersatu – termasuk sekutu Korea Utara, China dan Rusia – dari pada menunggu Kim jatuh sakit atau meninggal.

Ri mengatakan komunitas internasional harus bersatu untuk “terus membujuknya supaya berubah”.

“Ini adalah satu-satunya hal yang akan mengakhiri kediktatoran Korea Utara,” tambahnya.

Ri berharap pembelotannya dapat menginspirasi rekan-rekannya. Bukan untuk membelot, tegasnya, melainkan mendorong perubahan kecil dari dalam.

Keinginan Ri tidak muluk-muluk. Dia tahu terlalu tinggi untuk mengharapkan warga Korea Utara bisa ikut pemilu atau melancong.

Akan tetapi, Ri berharap orang-orang Korea Utara bisa memilih pekerjaan sesuai keinginan mereka, punya cukup makanan, dan mengutarakan pendapat secara bebas antara sesama teman.

Untuk saat ini, prioritas Ri adalah membantu keluarganya untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru mereka di Korea Selatan. Dia juga ingin agar anaknya dapat berbaur dengan masyarakat.

Pada akhir wawancara kami, Ri mengajukan sebuah skenario.

“Bayangkan saya menawarkan Anda sebuah petualangan. Lalu saya berkata: jika berhasil, kita akan menang besar, tetapi jika kita gagal, itu berarti kematian.

"Anda tidak akan setuju, bukan? Nah, itulah pilihan yang saya paksakan kepada keluarga saya, dan mereka diam-diam setuju dan mengikuti saya," katanya.

“Ini sekarang menjadi utang yang harus saya bayar seumur hidup saya.”

Jake Kwon dan Hosu Lee ikut berkontribusi untuk artikel ini.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved