Minggu, 5 Oktober 2025
Deutsche Welle

Mafia Mocro Belanda Memicu Alarm Bahaya di Jerman

Polisi Jerman memperingatkan ancaman jaringan kejahatan terorganisir Belanda yang bergerak ke Jerman setelah mereka melakukan intervensi…

Deutsche Welle
Mafia Mocro Belanda Memicu Alarm Bahaya di Jerman 

Mafia Mocro menjadi terkenal di Belanda pada tahun 2021 dengan terbunuhnya Peter R. de Vries, seorang jurnalis terkemuka Belanda yang telah banyak melaporkan tentang kejahatan terorganisir di negara tersebut dan ditembak di kepala di Amsterdam setelah tampil di acara bincang-bincang TV.

Pembunuhan itu adalah satu dari tiga pembunuhan yang terkait dengan persidangan Marengo yang berlangsung selama enam tahun, ketika beberapa terdakwa, termasuk pemimpin geng Ridouan Taghi, dituduh melakukan banyak pembunuhan dan percobaan pembunuhan.

Pada bulan Februari tahun ini, ke-17 terdakwa dijatuhi hukuman penjara yang panjang, termasuk hukuman seumur hidup untuk Taghi dan tiga orang lainnya.

Selain de Vries, saudara saksi mahkota Nabil B. dan seorang jaksa penuntut juga dibunuh. Pada bulan Juni, enam orang juga dihukum karena pembunuhan de Vries oleh pengadilan Belanda.

Mafia Mocro 'sudah aktif di Jerman'

Meskipun ada keberhasilan hukum ini, jaringan kriminal tersebut tampaknya berkembang pesat, dan menyebar ke Jerman. "Kami telah melihat di NRW bahwa kelompok tersebut sudah aktif di Jerman dan menunjukkan kebrutalan dalam kegiatan kriminalnya yang mencakup pencederaan atau bahkan pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah," kata Peglow.

Meskipun penculikan di Köln menunjukkan bahwa perseteruan antara kelompok-kelompok tersebut dapat terjadi, organisasi-organisasi tersebut biasanya tampak bekerja sama erat, dengan kelompok-kelompok Jerman mengimpor kokain dan heroin dari rekan-rekan mereka di Belanda. "Hubungan dan kolaborasi antara berbagai kelompok kriminal antara Jerman dan Belanda tetap terjalin hingga hari ini," kata Jaraba.

Para penyelidik tidak tahu persis kapan mafia Mocro mulai bergerak ke Jerman, atau kejahatan apa yang dilakukan di Jerman yang mungkin atas perintah kelompok Belanda tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, polisi di Jerman dan Belanda mengatakan bahwa mereka telah mampu mengumpulkan lebih banyak informasi tentang jaringan kejahatan terorganisasi internasional, berkat analisis aplikasi pesan singkat.

Namun, Peglow memperingatkan bahwa pemerintah Jerman perlu berbuat lebih banyak untuk mendukung polisi dalam upayanya mencegah kejahatan terorganisasi Belanda menyebar ke Jerman.

"Di Jerman, kita tidak bisa menunggu sampai struktur serupa dibangun seperti di Belanda," katanya. "Kita harus bekerja sama dengan polisi Belanda dan mencegah insiden seperti yang baru-baru ini terjadi di NRW menjadi hal yang lumrah di sini."

Namun tanpa lebih banyak sumber daya, Jaraba mengatakan polisi tidak akan memiliki banyak peluang melawan struktur semacam itu. "Kita memiliki sangat sedikit kemampuan untuk melawan fenomena ini, karena dalam kebanyakan kasus, mereka berasal dari Belanda dan punya rute pelarian, dan orang-orang yang bekerja sama dengan mereka," katanya.

(ap/hp)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved