Minggu, 5 Oktober 2025
Deutsche Welle

Mafia Mocro Belanda Memicu Alarm Bahaya di Jerman

Polisi Jerman memperingatkan ancaman jaringan kejahatan terorganisir Belanda yang bergerak ke Jerman setelah mereka melakukan intervensi…

Deutsche Welle
Mafia Mocro Belanda Memicu Alarm Bahaya di Jerman 

Kekhawatiran akan potensi perang mafia antara jaringan kejahatan Belanda dan Jerman semakin meningkat, setelah kasus kesepakatan soal perdagangan narkoba yang gagal -- diduga mengakibatkan penculikan dan penyiksaan terhadap seorang pria dan seorang perempuan di Jerman awal bulan ini.

Kedua orang tersebut, yang tampaknya merupakan bagian dari kelompok kejahatan terorganisir Jerman, berhasil dibebaskan lewat operasi polisi di Köln, Nordrhein-Wesfallen.

Dalam operasi itu polisi melakukan empat penangkapan dan juga melakukan penggerebekan di enam properti lainnya di kota tersebut, di mana dua pria lainnya ditangkap.

Negara Bagian Nordrhein-Wesfallen (NRW), yang berbatasan langsung dengan Belanda, juga menghadapi kasus tujuh pemboman dalam tiga minggu, terkait dengan upaya pencurian uang tunai dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Semua kejahatan ini diperkirakan dilakukan oleh kelompok yang disebut "Mafia Mocro" – sebuah istilah umum yang diadopsi oleh media di Belanda dan Jerman untuk beberapa kelompok kejahatan terorganisir yang awalnya muncul dari komunitas Maroko-Belanda pada tahun 1990-an.

Mafia di Belanda ini hanyalah salah satu dari sekian banyak organisasi kejahatan di Eropa. Europol menghitung terdapat 821 jaringan kejahatan terorganisir di seluruh Eropa, dengan lebih dari 25.000 anggota.

Bukan hanya orang Maroko, dan bukan hanya orang Belanda

Meskipun istilah tersebut telah dipopulerkan sejak saat itu, terutama melalui judul drama TV Belanda yang populer (saat ini memasuki musim keenam dan juga ditayangkan di Jerman), sebagian besar kriminolog dan polisi sepakat bahwa Mafia Mocro tidak lagi memiliki identitas etnis tunggal.

"Mafia Mocro mulai mengimpor ganja ke Belanda pada tahun 1990-an dan kemudian memperluas bisnisnya hingga mencakup impor kokain," kata Dirk Peglow, kepala Asosiasi Penyidik ​​Kriminal Jerman, kepada DW.

"Karena itu, kita berhadapan dengan kelompok yang strukturnya telah terbentuk selama beberapa dekade."

Namun, mereka jauh lebih rentan terhadap kekerasan daripada kelompok kejahatan terorganisasi di Jerman.

Berbagai cerita mengerikan telah beredar di media, termasuk kisah tentang ruang penyiksaan, kepala terpenggal yang ditinggalkan di luar jeruji, dan bahkan dugaan rencana untuk menculik Putri Mahkota Belanda yang berusia 18 tahun, Amalia.

Kriminolog terkemuka Belanda, Cyrille Fijnaut, memperkirakan antara 10 sampai 20 orang dibunuh oleh mafia Mocro setiap tahunnya.

"Di semua kelompok ini, tingkat kekerasannya sangat tinggi," kata Mahmoud Jaraba, peneliti kejahatan di Pusat Penelitian Islam dan Hukum FAU di Eropa. "Namun, di kelompok ini, kesiapan untuk melakukan kekerasan lebih tinggi."

Kelompok-kelompok yang berbasis di Jerman, katanya, belum melakukan aksi peledakan ATM.

Namun, dalam hal struktur dan bisnis yang mereka geluti, kelompok-kelompok tersebut serupa. "Klan Arab di Jerman tidak jauh berbeda: Pemain utamanya berasal dari keluarga tertentu, tetapi mereka bukan kelompok tertutup," kata Jaraba kepada DW. "Tanpa jaringan mereka di dalam dan luar Jerman dan Belanda, mereka tidak akan bertahan."

Pembunuhan untuk membungkam saksi dan lawan

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved