Konflik Palestina Vs Israel
Israel Terima Tanggapan Hamas soal Proposal Gencatan Senjata, Netanyahu akan Gelar Rapat
Israel sudah menerima tanggapan Hamas soal proposal gencatan senjata, Netanyahu akan gelar rapat untuk membahasnya pada hari ini, Kamis, 4 Juli 2024.
TRIBUNNEWS.COM - Badan Intelijen Luar Negeri Israel (Mossad) mengumumkan mediator (Mesir dan Qatar) telah menyerahkan tanggapan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, kepada Israel terhadap proposal kesepakatan pertukaran tahanan.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mereka akan mempelajari tanggapan Hamas dan menanggapi para mediator.
"Israel sedang mempelajari tanggapan gerakan tersebut sebelum menyerahkan posisinya kepada para mediator,” kata Mossad dalam pernyataannya, Rabu (3/7/2024) kemarin.
Mossad mengatakan Netanyahu akan mengadakan pertemuan pada hari Kamis (4/7/2024) untuk membahas tanggapan Hamas terhadap proposal kesepakatan pertukaran.
Sementara sebuah laporan Israel mengindikasikan desakan Israel dan Hamas menyetujui persyaratannya, termasuk penarikan pasukan pendudukan Israel dari poros Philadelphia.
Kemarin, seorang pejabat tinggi keamanan Israel mengatakan Hamas masih bertekad untuk memastikan tentara pendudukan Israel tidak kembali berperang setelah berakhirnya tahap pertama perjanjian pertukaran tahanan yang diusulkan antara Israel dan gerakan Hamas.
Pejabat itu menekankan masalah ini tidak dapat diterima oleh pihak Israel.
"Untuk pertama kalinya, tanggapan Hamas memungkinkan perundingan untuk bergerak maju,” menurut laporan Channel 12 Israel mengutip sumber yang mengetahui masalah itu.
Sementara itu, Hamas mengeluarkan pernyataan singkat di halaman resminya di Telegram.
“Kami bertukar beberapa ide dengan saudara-saudara mediator dengan tujuan menghentikan agresi terhadap warga kami, orang-orang Palestina,” kata Hamas dalam pernyataannya kemarin, tanpa rincian lebih lanjut.
Sementara itu, laporan Israel menegaskan tanggapan Hamas adalah positif dan konstruktif serta memungkinkan kemajuan negosiasi yang mendalam dan lebih rinci.
Baca juga: 8.570 Siswa Palestina di Gaza Tewas akibat Serangan Israel sejak Oktober 2023
Proposal Gencatan Senjata
Proposal gencatan senjata terbaru yang dibahas Israel dan Hamas melalui mediator adalah proposal yang diajukan oleh sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Presiden AS Joe Biden telah menyampaikan rencana untuk mencapai kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas dan mengakhiri perang di Jalur Gaza, dalam pidato yang disampaikannya pada 31 Mei 2024, di mana ia menyampaikan proposal Israel dalam hal ini yang terdiri dari 3 tahap.
Fase pertama akan berlangsung selama 6 minggu dan mencakup gencatan senjata yang komprehensif dan menyeluruh, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, pembebasan sejumlah tahanan di Gaza termasuk yang tewas, terluka, lansia, dan wanita dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, pengembalian warga Palestina ke seluruh wilayah Jalur Gaza, dan masuknya 600 truk bantuan kemanusiaan per hari.
Selama enam minggu itu, Israel dan Hamas masih melakukan perundingan dan gencatan senjata masih berlanjut.
Tahap kedua akan mencakup pertukaran seluruh tahanan yang masih hidup, termasuk tentara Israel, dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Kemudian, tahap ketiga akan mencakup rekonstruksi Jalur Gaza dan pembukaan perlintasan perbatasan, seperti diberitakan Al Jazeera.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.953 jiwa dan 87.266 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (3/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporanYedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.