Berita Populer Hari Ini
Populer Internasional: Jenderal Israel Biarkan Hamas Berkuasa, Tank-tank IDF Bak Kerasukan
Berita populer internasional dalam sehari terakhir terangkum, mulai dari jenderal Israel biarkan Hamas berkuasa hingga tank IDF seperti kerasukan
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
Laporan juga mencatat kalau para politisi Israel menilai kalau tentara Israel takut akan munculnya perang abadi yang akan menguras energi dan amunisi mereka secara bertahap.
Lansiran media tersebut, dikutip Khaberni, juga menambahkan kalau dari sisi militer, para jenderal IDF percaya kalau gencatan senjata akan menjadi cara terbaik untuk membebaskan sekitar 120 warga Israel yang masih ditahan, hidup atau mati, di Gaza.
Penilaian ini muncul setelah terjadi perang terus menerus selama sekitar 9 bulan di Jalur Gaza yang terkepung.
2. Koalisi Milisi Irak Ancam Kepentingan AS

Faksi Irak mengeluarkan pernyataan yang mengancam melancarkan serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS) di Irak dan kawasan jika Israel melancarkan perang terhadap Lebanon.
Ancaman ini muncul setelah pertemuan faksi-faksi Irak yang dikenal sebagai “Koordinasi Perlawanan Irak,” untuk membahas ancaman Israel untuk berperang melawan Lebanon dan Hizbullah.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa operasi melawan kepentingan AS di Irak dan wilayah tersebut akan meningkat dalam frekuensi dan kualitas, menekankan bahwa kepentingan-kepentingan ini akan menjadi target yang sah bagi elemen perlawanan Irak.
Pernyataan itu juga melontarkan kritik terhadap proyek pipa minyak Aqaba-Basra, yang mereka gambarkan menghabiskan sumber daya Irak dalam jumlah besar tanpa manfaat ekonomi, dan menganggapnya sebagai langkah menuju normalisasi hubungan antara Irak dan Israel yang digaungkan AS.
Jalur pipa yang akan dibangun itu sepanjang 1.680 kilometer dan merupakan alternatif rute ekspor minyak mentah Irak yang mentargetkan untuk memproduksi hingga 8 juta barel per hari minyak mentah pada 2018.
Pipa ini direncanakan akan membentang dari Basra, Irak ke Najaf, sebelah selatan Baghdad, dan kemudian membentang di sepanjang perbatasan Saudi-Irak ke Yordania hingga ke ujungnya di Pelabuhan Aqaba, Yordania.
3. Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon

Israel mengklaim akan memulai operasi ofensif di Lebanon pada paruh kedua bulan Juli, kecuali Hizbullah menghentikan serangan-serangannya ke wilayah pendudukan, Bild Jerman melaporkan pada Senin (1/7/2024), mengutip sumber-sumber diplomatik.
Kelompok Perlawanan Lebanon, Hizbullah, telah berulang kali mengatakan kalau mereka tidak akan menghentikan serangannya kecuali Israel mengakhiri agresi genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Lebanon dan Israel telah berperang sejak 8 Oktober, menyusul operasi Banjir Al Aqsa dan pemboman intensif pasukan pendudukan di Gaza, yang menyebabkan Hizbullah meluncurkan front dukungan bagi rakyat Palestina.
Terlepas dari dukungan Amerika Serikat terhadap Israel, pemerintahan Biden dengan tegas mendesak pasukan pendudukan untuk tidak berperang dengan Lebanon, karena hal itu akan menjadi bencana besar bagi kedua belah pihak dan berpotensi memicu perang regional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.