Konflik Palestina Vs Israel
Milisi Pro-Iran Akui Pasok Senjata dari Irak, Suriah lalu ke Hizbullah untuk Lawan Israel
Sumber milisi Irak mengatakan mereka memasok senjata dari Irak, Suriah, lalu ke Hizbullah Lebanon, namun ketahuan oleh Israel dan langsung diserang.
Pertemuan itu dihadiri oleh pemimpin faksi Asaib Ahl al-Haq Qais al-Khazali, ketua Pasukan Mobilisasi Populer Falih Al-Fayyadh, pemimpin gerakan Nujaba, Kataib Sayyid al-Shuhada dan faksi bersenjata lainnya.
Mereka membahas niat milisi Irak untuk memperkuat Hizbullah melawan Israel jika terjadi perang, dengan mengirimkan pasukan ke Lebanon.
"Iran akan mengambil keputusan akhir mengenai rencana ini dan harus mempertimbangkan pertimbangan politik," kata dua sumber milisi Irak yang hadir dalam pertemuan dengan perwakilan IRGC di Baghdad, Irak.
"Perwira IRGC mendengarkan berbagai usulan, termasuk usulan dari faksi bersenjata yang mengatakan semua pejuangnya siap berangkat ke Lebanon selatan dan bertindak sebagai garis pertahanan pertama Hizbullah melawan Israel," kata sumber itu kepada Aawsat, Rabu (26/6/2024).
Namun, perwira Iran tersebut menganggap usulan tersebut terlalu antusias saat ini, sementara mereka juga harus mempertimbangkan situasi di Lebanon.
Israel meyakini Iran mendukung faksi-faksi bersenjata di Irak, Suriah, Lebanon, hingga Yaman untuk menargetkan kepentingan Israel dan sekutunya Amerika Serikat (AS) demi melindungi kepentingan pengaruh Iran di kawasan itu.

Permusuhan Hizbullah-Israel pecak sejak 8 Oktober 2023 setelah Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah dan berjanji akan berhenti jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Sementara itu, AS dan sekutunya, Israel, menuduh Iran mendanai kelompok-kelompok perlawanan di Irak, Suriah, Yaman, Lebanon, dan Palestina untuk melawan mereka.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.658 jiwa dan 86.237 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (25/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.