Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Bantah Laporan Kepemimpinan Hamas Bakal Pindah dari Qatar ke Irak
Hamas membantah laporan yang menyebut bahwa Kepemimpinan Hamas dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk pindah dari Qatar ke Irak.
TRIBUNNEWS.COM - Belum lama ini, kepemimpinan Hamas dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk pindah dari Qatar ke Irak, menurut sebuah laporan yang dipublikasikan oleh The National pada hari Senin (24/6/2024).
Seorang anggota parlemen senior Irak yang dikutip The National menyebutkan pemerintah Irak telah menyetujui rencana tersebut bulan lalu.
Pembicaraan ini dikonfirmasi kepada The National oleh seorang anggota parlemen senior Irak dan seorang pemimpin partai politik yang bersekutu erat dengan kelompok bersenjata yang didukung Iran.
“Tidak ada konsensus di antara kelompok politik Irak mengenai perpindahan Hamas ke Baghdad,” kata anggota parlemen senior Irak kepada The National.
“Beberapa pihak, terutama suku Kurdi dan Sunni, khawatir hal ini akan memperdalam perbedaan pendapat dengan Amerika Serikat,"
Namun meski tidak ada konsensus, keputusan pemerintah untuk menerima Hamas tidak akan dibatalkan.
Akan tetapi, laporan Ynet mengungkapkan Hamas telah membantah klaim tersebut.
Isu tersebut menyeruak menyusul diskusi antara pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan perwakilan dari pemerintah Irak dan Iran.
"Laporan-lapiran ini salah," kata anggota senior politbiro Hamas Izzat al-Risheq, dikutip dari Jerusalem Post.
Meskipun tanggal tindakan tersebut belum diputuskan, Hamas baru-baru ini membuka kantor politik di Bagdad, dipimpin oleh pejabat senior Mohammed Al Haff.
Hamas juga punya rencana untuk membuka kantor media dalam beberapa minggu mendatang, kata laporan itu.
Baca juga: Israel Klaim Tewaskan Komandan Al-Qassam, Muhammad Salah, Penanggung Jawab Pabrikan Senjata Hamas
Pemerintah Irak belum mengomentari perkembangan ini.
Potensi relokasi ini terjadi di tengah terhentinya perundingan gencatan senjata di Gaza yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar.
Pejabat senior AS menyalahkan Hamas atas kurangnya kemajuan.
Bakal diusir dari Qatar?
Pejabat Hamas menghadapi ancaman pengusiran dari Qatar dan tindakan hukuman, termasuk pembekuan aset, jika mereka tidak menunjukkan fleksibilitas negosiasi.
Peringatan ini disampaikan dalam pertemuan di Doha dengan mediator Qatar dan Mesir, menyusul kunjungan Direktur CIA William Burns, kepala mediator gencatan senjata di Washington.
AS, Mesir, dan Qatar telah berupaya selama berbulan-bulan untuk menengahi gencatan senjata abadi di Gaza.
Konflik kembali muncul setelah serangan Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Peristiwa terbaru perang Israel-Hamas
- Serangan udara Israel di Gaza selatan telah menewaskan sedikitnya delapan orang, di daerah dekat bundaran Bani Suheila di kota Khan Younis di mana warga Palestina sedang menunggu truk bantuan.
- Save the Children mengatakan ribuan anak-anak Palestina yang hilang diyakini terjebak di bawah reruntuhan, terkubur di kuburan tak bertanda, terluka parah akibat bahan peledak, ditahan oleh pasukan Israel, atau hilang dalam kekacauan perang di Gaza.
- Perdana Menteri Israel Netanyahu, dalam pidatonya di depan parlemen, mengatakan bahwa Israel tetap berkomitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata dan tawanan di Gaza setelah menyarankan hal sebaliknya pada hari Minggu.
- Pemerintahan Biden mengatakan mereka tidak memahami tuduhan berulang-ulang Netanyahu bahwa pengiriman senjata dari AS ke Israel telah menurun secara signifikan.
- Pengadilan tinggi Israel telah memerintahkan pemerintah untuk memberikan informasi tentang kondisi di dalam fasilitas militer bayangan Sde Teiman, tempat warga Palestina dari Gaza ditahan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.