Selasa, 30 September 2025
Deutsche Welle

Angka Kematian Jemaah Haji Tinggi, Siapa yang Salah?

Apakah pihak berwenang, cuaca atau jemaah 'ilegal' yang harus disalahkan atas tingginya angka kematian jemaah haji di Arab Saudi?

Deutsche Welle
Angka Kematian Jemaah Haji Tinggi, Siapa yang Salah? 

Perjalanan ke Arab Saudi biasanya difasilitasi oleh agen perjalanan, yang sering kali terhubung dengan organisasi komunitas Muslim atau masjid di beberapa negara asal. Mereka mengatur akomodasi, makanan hingga transportasi selama di Mekkah.

Sehingga, beberapa keluarga korban menyalahkan pihak berwenang Arab Saudi atau pihak berwenang di negara mereka, karena tidak mampu mengorganisir atau gagal menyediakan tempat berteduh yang cukup untuk berlindung dari cuaca panas.

Sebagian lainnya juga menyalahkan para jemaah yang tiba di Mekkah, tetapi tidak "sah”. Ada lebih dari 171.000 jemaah haji yang tidak terdaftar teridentifikasi sebelum pelaksanaan ibadah haji dimulai, kata Direktur Keamanan Publik Arab Saudi Mohammed bin Abdullah al-Bassami pada awal pekan lalu.

Pihak keamanan Arab Saudi sebelumnya juga telah mengerahkan pasukan untuk menangkap para jemaah haji ilegal itu. Jemaah yang tidak terdaftar itu tidak dapat mengakses fasilitas yang sama, mulai dari AC, air, tempat berteduh, dan pusat-pusat pendingin, layaknya jemaah yang terdaftar resmi. Diduga, hal inilah yang mungkin menyebabkan banyaknya korban berjatuhan.

'Tenda tidak cukup'

DW berbicara dengan seorang manajer, yang tidak ingin disebutkan namanya, dari sebuah perusahaan tur swasta asal Mesir yang sudah bertahun-tahun membawa jemaah hajinya ke Mekkah.

"Suhu udara di sana sangat tinggi dan orang-orang tidak patuh, juga tidak menyadari [betapa berbahayanya cuaca panas]," katanya kepada DW melalui telepon. "Semua orang bertindak semaunya, dan semuanya tidak terorganisir dengan baik. Selain itu, tenda-tenda yang disediakan juga tidak cukup untuk semua orang."

Namun, tidak ada penyerbuan, katanya. "Para jemaah terlihat bahagia berdiri di Gunung Arafah," katanya.

"Menurut saya, ketika orang-orang menyadari betapa panasnya cuaca dan teriknya matahari, mereka seharusnya menghindar untuk naik ke puncak," ungkap manajer itu, seraya menambahkan bahwa banyak jemaah haji tidak sadar bahwa ada lereng yang lebih rendah untuk tetap bisa melakukan rangkaian ibadah di Arafah.

"Para jemaah haji harus lebih teredukasi dan lebih sadar," lanjutnya. "Negara tentu saja memiliki kewajiban dan memikul tanggung jawab. Tapi perilaku beberapa [jemaah] juga menunjukkan kurangnya kesadaran. Yang saya maksud adalah kesadaran tentang bagaimana melakukan rangkaian ibadah haji. Sebagai contoh, negara [Arab Saudi] tidak dapat memasang peneduh di puncak Gunung Arafah."

Sementara tuduhan dan permohonan bantuan ini terus berlanjut, ada satu hal yang pasti: Haji hanya akan menjadi lebih panas.

Sebuah studi 2019 mengenai upaya Arab Saudi untuk mendinginkan jemaah haji berhasil atau tidak, menyimpulkan bahwa meski langkah pemerintah memang membantu, tidak ada yang bisa menghindari fakta jika perubahan iklim hanya akan membuat ibadah haji menjadi lebih panas. Oleh karena itu, ibadah haji akan menjadi lebih berbahaya setiap tahunnya.

kp/hp

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved