Minggu, 5 Oktober 2025

Apakah boikot terkait Israel-Palestina berpengaruh terhadap bisnis Starbucks?

Starbucks, raksasa waralaba kopi asal Amerika Serikat, dilaporkan mengalami kesulitan akibat kenaikan harga-harga barang dan boikot…

BBC Indonesia
Apakah boikot terkait Israel-Palestina berpengaruh terhadap bisnis Starbucks? 

Bulan lalu, Zackfia menyampaikan keprihatinannya dalam sebuah catatan untuk klien bahwa Starbucks mungkin kehilangan daya tariknya.

Starbucks sudah berada di bawah tekanan selama bertahun-tahun akibat perselisihannya dengan para aktivis serikat pekerja. Para aktivis ini menyebut upah dan kondisi kerja Starbucks berbenturan dengan reputasi progresif perusahaan.

Pada akhir Oktober, setelah Starbucks menggugat serikat pekerja atas unggahan di media sosial yang menyatakan “solidaritas” terhadap warga Palestina.

Perselisihan tersebut menempatkan Starbucks di tengah-tengah perdebatan mengenai perang Israel di Gaza, yang memicu seruan boikot global lalu kemudian berkembang.

Dalam beberapa bulan terakhir, Starbucks melakukan pendekatan yang berbeda terhadap serikat pekerja. Kedua belah pihak sekarang mengeluarkan pernyataan bersama yang mengeklaim adanya kemajuan dalam negosiasi kontrak.

Namun, dampak boikot masih terasa.

Analis Bank of America, Sara Senatore, awalnya mengaku skeptis bahwa boikot terkait Israel-Palestina ini akan berdampak besar. Di sisi lain, faktor-faktor lainnya tidak cukup untuk menjelaskan penurunan penjualan Starbucks yang tiba-tiba dan parah.

Senatore mencatat kenaikan harga yang dilakukan Starbucks tidaklah menonjol dibandingkan dengan para pesaingnya.

Lantas, apakah Starbucks bisa pulih? Bisa, tetapi ini akan butuh waktu.

Senatore mengambil contoh krisis merek yang dihadapi Chipotle setelah gerai-gerainya terbukti bertanggung jawab atas wabah e-coli. Butuhkan waktu bertahun-tahun bagi Chipotle untuk keluar dari krisis tersebut.

“Yang bisa Anda lakukan adalah mencoba meredam suara atau pada dasarnya mengatasinya dengan hal-hal lain,” ujar Sara Senatore.

BBC baru-baru ini mengobservasi kafe-kafe Starbucks baru-baru ini di New York di mana kepadatan kafe Starbucks termasuk yang tertinggi di dunia.

Beberapa kedai tampak kosong sebelum pelanggan-pelanggan memasuki kafe dan memecah ketenangan.

Bahkan para pelanggan setia pun melontarkan kritik.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved