Saat Curah Hujan Berubah Menjadi Bencana Banjir Mematikan
Badai petir dan hujan lebat menyebabkan naik tingginya muka air dan banjir di Jerman selatan dan beberapa negara lain di Eropa. Bagaimana…
Tanah yang kering memiliki apa yang disebut dengan sifat "anti-air". Artinya, air tidak merembes ke dalam tanah, tapi malah mengalir keluar dari permukaan. Residu tanaman juga merupakan faktor yang berkontribusi terhadap hal ini, karena zat lemak dan lilin dilepaskan selama kondisi kering.
Air membentuk jalannya sendiri
Ketika tanah menjadi jenuh setelah hujan dalam waktu lama, air tidak punya tempat lain selain mengalir di permukaan dan mengalir ke aliran sungai.
"Sesampainya di sana, kecepatannya bisa sangat tinggi," kata Dietze. Di stasiun penelitian ekologi Universitas Köln di tepi Sungai Rhein, misalnya, air biasanya mengalir dengan kecepatan 1-2 meter per detik.
"Semakin tinggi kecepatan dan semakin curam kemiringannya, terutama pada tanggul dan punggung bukit, serta semakin dalam sungai, maka semakin besar pula tenaga yang dapat diambil air di dasar sungai. Daya tarikan air ini setara dengan beberapa kilogram, yang cukup untuk menyapu pasir, batu, dan bahkan puing-puing," jelas Dietze.
Air dan partikel: kombinasi mematikan
Namun kekuatan air saja tidak cukup untuk menghanyutkan rumah-rumah dan jalan-jalan. Ada peran partikel-partikel yang terbawa oleh air. Bahan-bahan ini kemudian terdorong ke dalam tanah, jalan-jalan dan dinding-dinding bangunan, dan menghasilkan kekuatan erosi yang sangat besar.
Dietze mengatakan lebih jauh, banjir seperti ini dapat terjadi di mana pun saat terjadi hujan deras dan curah hujan ekstrem. Ini sangat berbahaya terutama di daerah pegunungan tinggi yang mengakibatkan jebolnya bendungan secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan seluruh danau meluap, atau di lokasi dan wilayah di mana es mencair dalam jumlah besar, itu dapat memicu tanah longsor dan gelombang banjir di lembah-lembah di bawahnya.
Bisakah banjir diprediksi?
"Peringatan cuaca dapat diperoleh dari prakiraan cuaca," kata Dietze. "Misalnya, prakiraan cuaca dapat dimasukkan ke dalam model hidrologi, untuk bisa membuat prediksi mengenai kemungkinan dan perkembangan banjir."
Sebaliknya, proses erosi lebih sulit diprediksi. Karena kejadian seperti ini terjadi sangat cepat, intensitasnya sulit diukur secara tepat.
Dengan bantuan citra satelit dan, yang terpenting, seismometer, para peneliti berupaya mengikuti gelombang banjir secara real-time dan menghitung intensitasnya. (ae/as)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.