Konflik Palestina Vs Israel
Lima Faktor yang Bikin Impian Netanyahu Berakhir dengan Kekalahan Besar Israel dari Hamas dan Gaza
Pemerintahan Benjamin Netanyahu menderita pusing kepala terkait perkembangan perang yang tidak juga dimenangkan Israel atas Hamas di Gaza.
Negara pendudukan Israel menyaksikan demonstrasi pada malam hari hampir setiap hari di depan rumah Perdana Menteri Netanyahu.
Demonstarasi ini untuk menuntut pembebasan tahanan Israel yang ditahan oleh faksi-faksi Palestina dan pemecatan pemerintahan Netanyahu.
Momentum ini dimanfaatkan dengan baik oleh pemimpin oposisi Yair Lapid yang menuntut agar Israel memecat Netanyahu secepatnya dengan menyatakan Israel mengalami kegagalan terbesar dalam sejarahnya.
Baca juga: Pawai Drone Hizbullah Sasar Kiryat Shmona Tanpa Dicegat: Sirene Baru Meraung Setelah Ledakan

Pawai Drone Hizbullah Lebanon
Pawai drone Hizbullah Lebanon meresahkan Israel setelah mereka mampu bergerak dalam jarak lebih dari 2.000 kilometer.
Hizbullah telah memiliki drone tersebut selama hampir 20 tahun.
Namun baru-baru ini mereka memperkenalkan drone “Marsad 1”, “Marsad 2” dan “Ayoub”, yang mampu menembak jatuh drone canggih Israel seperti “Hermes 450” dan “Hermes 900”.
Baca juga: Lagi, Hizbullah Tembak Jatuh Drone Canggih Super-Mahal Israel: UAV Hermes 450 Melaju 176 Km/Jam

Kebakaran Terus-menerus dan Kepanikan Pemukim Karena Serangan Milisi
Serangan faksi-faksi milisi Palestina terhadap tentara pendudukan Israel terus berlanjut, menyebabkan kepanikan besar di Israel.
Dilaporkan, peluncurkan roket berlangsung terus-menerus ke kota-kota utama Israel yang beriring raungan bunyi sirene membuat ketakutan para pemukim membuncah.
Belum lagi kebakaran akibat serangan yang terjadi di beberapa permukiman. Faktor ini juga menyebabkan tekanan internal terhadap pemerintahan Netanyahu makin keras.
Kondisi chaos terbaru, seperti diumumkan situs web “Times of Israel”, bahwa kebakaran terjadi di pemukiman Israel di “Mayan Baruch” di utara negara itu, sebagai akibat dari jatuhnya roket dari Lebanon.
"Perang berlanjut selama 238 hari berturut-turut, dan perang Israel di Jalur Gaza dimulai pada pagi hari Sabtu, 7 Oktober 2023, setelah faksi-faksi Palestina melakukan Operasi Banjir Al-Aqsa, sebagai tanggapan atas pelanggaran yang terus dilakukan oleh tentara pendudukan Israel melawan rakyat Palestina yang tidak berdaya," tutup ulasan tersebut.
(oln/khbrn/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Konser Amal untuk Palestina di Wembley, London Meraup Rp 33,2 Miliar |
---|
Spanyol akan Mundur dari Eurovision 2026 jika Israel Berpartisipasi |
---|
Macron: Aksi Militer Israel Gagal di Gaza, Solusinya Akui Negara Palestina |
---|
PM Spanyol Serukan Larangan bagi Israel dari Semua Olahraga Internasional |
---|
Gaza Dibungkam, Internet dan Telepon Padam Total saat Tank Israel Kepung Kota |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.