Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pertemuannya dengan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Memicu Spekulasi, PM Malaysia Beri Penjelasan

Anwar Ibrahim mengakui bahwa pertemuannya dengan pemimpin tertinggi Hamas mungkin menimbulkan kecemasan di kalangan teman-teman Malaysia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
X/anwaribrahim
Pertemuan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh 

“Malaysia adalah negara merdeka; kami mengambil keputusan bijak dengan membantu mencari resolusi, bukan menghasut."

"Sebelum pertemuan, saya menanyakan pandangan Amir Qatar dan Perdana Menteri Qatar karena mereka lebih mengetahui situasi dan dekat dengan Hamas, dalam mencari metode perdamaian yang adil," katanya.

Itu merupakan pertemuan pertama Anwar dengan Haniyeh dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Anwar pernah bertemu dengan Haniyeh dua kali sebelumnya, pada tahun 2020 ketika Haniyeh mengunjungi Malaysia dan pada tahun 2019.

Update Perang Israel Hamas

- Setidaknya 35.173 orang telah tewas dan 79.061 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, dilansir Aljazeera.

- Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan.

- Baku tembak sengit terjadi di Jabalia di Gaza utara dan Rafah di selatan Gaza.

Hamas dan tentara Israel sama-sama mengklaim adanya korban jiwa yang signifikan dari pihak musuh.

- Setidaknya 82 warga Palestina telah terbunuh dalam 24 jam terakhir, angka kematian tertinggi dalam satu hari dalam beberapa minggu terakhir, akibat serangan udara Israel yang tiada henti.

- Lebih dari 450.000 warga Palestina kini telah meninggalkan kota Rafah dan 100.000 lainnya mengungsi dari wilayah utara ketika militer Israel melancarkan serangan baru.

- Para menteri sayap kanan Israel menyerukan pendudukan kembali Gaza dan migrasi sukarela ketika Israel memperingati 76 tahun berdirinya negara tersebut.

Orang Palestina menyebut hari kemerdekaan Israel itu sebagai “Nakba”, yang berarti "bencana" dalam bahasa Arab.

Saat itu, 750.000 orang diusir secara paksa dari rumah mereka atau melarikan diri dari milisi Yahudi yang mengamuk.

Warga Palestina memperingati Nakba pada 15 Mei, satu hari setelah "hari kemerdekaan" Israel.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved