Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Ingin Militer Ukraina Terdegradasi Hingga Bantuan AS Tak Bisa Menolong

Serangan besar-besaran yang digelar Rusia pada 7 dan 8 Mei kemarin membuat Ukraina semakin lumpuh.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Bobby Wiratama
Kementerian Pertahanan Rusia
Bom luncur FAB-1500 Rusia yang menghancurkan sebagian infrastruktur Ukraina 

TRIBUNNEWS.COM - Serangan besar-besaran yang digelar Rusia pada 7 dan 8 Mei kemarin membuat Ukraina semakin lumpuh.

Hal ini sangat diharapkan oleh Presiden Vladimir Putin yang memang tidak menginginkan militer Ukraina bangkit.

Institute for the Study of War (ISW) dikutip Ukrinform melaporkan, serangan rudal dan drone ada dua hari tersebut mengeksploitasi payung pertahanan udara Ukraina yang terdegradasi menjelang kedatangan bantuan keamanan AS dan Barat dalam jumlah besar.

Baca juga: Rusia Peringati Hari Kemenangan pada 9 Mei 2024, Pamer 70 Sistem Senjata di Parade Militer

Saat Ukraina dalam kondisi yang lemah, diharapkan bantuan militer berupa senjata-senjata modern tidak akan bisa menolong lagi.

“Pasukan Rusia kemungkinan akan terus melakukan serangan massal yang menyebabkan kerusakan jangka panjang pada infrastruktur energi Ukraina seiring dengan menurunnya kemampuan pertahanan udara Ukraina hingga tibanya rudal pertahanan udara yang disediakan AS dan aset pertahanan udara Barat lainnya dalam jumlah besar,” kata analis ISW dikutip dari Ukrinform, Kamis (9/5/2024) .

Serangan rudal dan drone skala besar yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina pada malam tanggal 7-8 Mei adalah yang kelima sejak 22 Maret 2024.

ISW mengatakan bahwa militer Rusia berusaha mengeksploitasi kemampuan pertahanan udara Ukraina yang terdegradasi pada musim semi tahun 2024 untuk menghancurkan jaringan energi Ukraina dan membatasi kapasitas industri pertahanan Ukraina.

“Pasukan Rusia juga mengintensifkan serangan terhadap infrastruktur transportasi Ukraina dalam beberapa pekan terakhir dalam upaya nyata untuk mengganggu jalur komunikasi darat (GLOC) Ukraina dan membatasi aliran bantuan keamanan AS ke garis depan,” kata analis ISW.

Pada malam tanggal 7 hingga 8 Mei, pasukan Rusia melancarkan serangan rudal dan drone skala besar lainnya yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina di wilayah Vinnytsia, Zaporizhzhia, Ivano-Frankivsk, Kirovohrad, Poltava, dan Lviv.

Baca juga: Rusia Hajar Habis-habisan Infrastruktur Energi Ukraina

Sementara Russia Today melaporkan, pihak berwenang setempat membenarkan adanya kerusakan pada beberapa fasilitas.

Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengatakan dalam sebuah postingan di Facebook bahwa Moskow menyerang fasilitas pembangkit listrik dan transmisi di Poltava, Kirovograd, Lviv, Ivano-Frankivsk, Wilayah Vinnitsa, serta bagian Wilayah Zaporozhye Rusia yang dikuasai Kiev. Menteri juga mengimbau masyarakat untuk menghemat energi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkonfirmasi serangan tersebut, dan mencatat bahwa serangan itu juga terjadi di Wilayah Kiev.

Dia mengklaim bahwa serangan tersebut mencakup lebih dari 50 rudal dan 20 drone yang menargetkan infrastruktur, dan menambahkan bahwa layanan darurat sedang menangani dampaknya di lapangan.

Angkatan Udara Ukraina mengaku telah menembak jatuh 39 rudal dan hampir seluruh drone.

Empat unit pesawat jet tempur termutakhir Rusia Su-35S nampak terbang mengawal pesawat yang membawa Presiden Vladimir Putin saat lawatannya ke Timur Tengah pada pertengahan pekan ini.
Pesawat jet tempur termutakhir Rusia Su-35  (Kementerian Pertahanan Rusia)

Operator jaringan listrik nasional Ukrenergo mengatakan, “telah terjadi kerusakan pada fasilitas pembangkit listrik,” dan menambahkan bahwa peralatan di satu lokasi di wilayah tengah terkena dampaknya.

Menyebut penyerangan tersebut sebagai “malam yang sangat sulit bagi industri energi Ukraina,” perusahaan energi DTEK mengatakan Rusia menyerang tiga pembangkit listrik tenaga panasnya, dan menambahkan bahwa “peralatan telah rusak parah.”

Operator transportasi Kereta Api Ukraina melaporkan serangan terhadap “infrastruktur kereta api sipil” di kota Kherson yang dikuasai Kiev, yang merusak jalur dan stasiun, sehingga menyebabkan gangguan lalu lintas.

Maksim Kozitsky, kepala administrasi militer Wilayah Lviv, mengatakan salah satu serangan menargetkan penyimpanan gas alam bawah tanah dan pembangkit listrik tenaga termal.

Petugas melakukan pemadaman fasilitas Ukraina yang dibom oleh Rusia
Petugas melakukan pemadaman fasilitas Ukraina yang dibom oleh Rusia

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan pekan lalu bahwa serangan Rusia yang berulang kali telah mengganggu separuh sistem energi negaranya.

Moskow pertama kali mulai menargetkan infrastruktur energi Ukraina pada musim gugur 2022, sebagai tanggapan atas apa yang mereka sebut sebagai pemboman teroris di Jembatan Krimea pada bulan Oktober tahun itu.

Meskipun Kiev pada awalnya menolak bertanggung jawab, mereka kemudian mengakui perannya dalam serangan tersebut dan mengatakan bahwa serangan tersebut dimaksudkan untuk melemahkan logistik Rusia.

Moskow menegaskan bahwa serangan tersebut hanya ditujukan pada sasaran dan fasilitas militer yang mendukung operasi mereka dan tidak pernah ditujukan pada penduduk sipil.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved