Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Omong Kosong Israel Buka Jalur Bantuan untuk Gaza saat Bombardir Rafah, PBB: Salah Strategi

Klaim Israel telah membuka jalur untuk bantuan warga sipil Gaza menjadi sorotan, PBB sebut kesalahan strategis saat Rafah dibombardir

AP/Tsafrir Abayov
Tentara Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Selasa, 7 Mei 2024. (AP Photo/Tsafrir Abayov) 

TRIBUNNEWS.COM - Klaim Israel telah membuka jalur untuk bantuan warga sipil Gaza menjadi sorotan.

Pasalnya hingga kini, lembaga kemanusiaan di Gaza yakni UNRWA, menyebut belum ada bantuan disalurkan untuk penduduk terdampak perang.

Pada Rabu (8/5/2024), Israel mengatakan membuka kembali penyeberangan perbatasan Kerem Shalom untuk bantuan kemanusiaan di Gaza, empat hari setelah menutupnya sebagai tanggapan atas serangan roket yang menewaskan empat tentara IDF.

“Truk dari Mesir yang membawa bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, air, peralatan penampungan, obat-obatan dan peralatan medis yang disumbangkan oleh komunitas internasional sudah tiba di persimpangan,” kata tentara, diberitakan Times of Malta.

Pasokan tersebut akan ditransfer ke penyeberangan sisi Gaza setelah menjalani pemeriksaan, kata pernyataan yang dirilis sekitar pukul 09:15.

Namun badan PBB untuk pengungsi Palestina mengatakan penyeberangan Kerem Shalom tetap ditutup.

“Penyeberangan masih belum dibuka,” kata juru bicara UNRWA Juliette Touma kepada AFP sekitar pukul 10.40.

Militer mengatakan perbatasan Erez antara Israel dan Gaza utara juga terbuka untuk pengiriman bantuan ke wilayah Palestina.

Penyeberangan Kerem Shalom ditutup setelah serangan roket Hamas menewaskan empat tentara dan melukai lebih dari selusin pada hari Minggu.

Pada hari Selasa, pasukan Israel menguasai sisi Palestina di penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir setelah melancarkan serangan ke sektor timur kota tersebut.

Juru bicara UNRWA mengatakan penyeberangan Rafah juga masih ditutup.

Baca juga: Front Populer Pembebasan Palestina Incar Tentara Bayaran Eks-Pasukan Khusus AS di Perbatasan Rafah

“Kami menyerukan pembukaan kembali. Kami biasanya mendapatkan bahan bakar melalui Rafah bukan Karem (Shalom),” kata Touma.

“Tidak ada pasokan kemanusiaan selama tiga hari terakhir. Kami sudah mulai menjatah bahan bakar,” katanya.

Padahal, Gaza membutuhkan 300.000 liter (79.250 galon) bahan bakar sehari untuk tujuan kemanusiaan.

Pada hari Selasa, ketua UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan kedua penyeberangan itu adalah “jalur penyelamat” untuk mengirimkan bantuan ke Gaza.

“Melalui mereka kami membawa pasokan penting dan bahan bakar untuk keperluan kemanusiaan. Mereka harus dibuka kembali tanpa penundaan,” katanya di X, sebelumnya Twitter.

Sekutu setia Israel, Amerika Serikat, juga menyerukan pembukaan kembali dua perlintasan tersebut.

Salah Strategi

Asap membumbung ke udara pasca pemboman Israel atas Kota Rafah di Gaza Selatan pada 11 Februari 2024.
Asap membumbung ke udara pasca pemboman Israel atas Kota Rafah di Gaza Selatan pada 11 Februari 2024. (AFP/Al Mayadeen)

Al Jazeera menuliskan, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan bantuan mengecam tentara Israel karena memutus jalur bantuan penting dengan merebut perbatasan Rafah sisi Palestina yang melintasi antara Mesir dan Gaza selatan.

Mereka memperingatkan, pasokan yang sudah langka akan semakin berkurang di daerah kantong yang berada di wilayah tersebut. ambang kelaparan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan potensi runtuhnya aliran bantuan ke Palestina akibat penutupan Rafah dan penyeberangan utama lainnya ke Gaza, Karem Abu Salem.

Para pejabat PBB telah memperingatkan bahwa Gaza utara sedang mengalami “kelaparan besar-besaran”.

“Penutupan penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom [Karem Abu Salem] sangat merusak situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan. Pintu-pintu tersebut harus segera dibuka kembali,” kata Guterres pada Selasa.

Israel mengirim pasukan darat ke Rafah dan mengambil alih jalur penyeberangan di sisi Palestina beberapa jam setelah Hamas mengatakan pihaknya menerima proposal gencatan senjata yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir.

Israel mengatakan usulan tersebut tidak memenuhi persyaratan dan pihaknya akan mengirimkan delegasi untuk menemui mediator.

Rekaman tentara Israel menunjukkan tank-tank bergerak melewati kompleks penyeberangan Rafah dan bendera Israel dikibarkan di sisi Gaza pada hari Selasa.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan operasi Rafah akan terus berlanjut sampai Israel “menghilangkan” Hamas di kota itu dan seluruh Gaza.

Namun dia mengatakan Israel bersedia melakukan “kompromi” untuk memulangkan para tawanan. “Jika opsi itu dihilangkan, kami akan melanjutkan dan 'memperdalam' operasinya,” katanya. “Hal ini akan terjadi di seluruh Jalur Gaza – di selatan, di tengah, dan di utara.”

Guterres memperingatkan serangan terhadap Rafah, tempat lebih dari 1,4 juta pengungsi Palestina berlindung, akan menjadi “kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan”.

Amnesty International menyerukan masyarakat internasional untuk menekan Israel agar segera menghentikan operasi daratnya di Rafah dan memastikan akses tanpa batas terhadap bantuan kemanusiaan di Gaza.

Direktur senior penelitian, advokasi, kebijakan dan kampanye kelompok tersebut, Erika Guevara-Rosas, mengatakan operasi darat berskala besar yang dilakukan Israel di Rafah akan semakin memperburuk “penderitaan warga Palestina yang tak terkatakan di Gaza”.

Agresi Rafah

Militer Israel pada Senin (6/5/2024), mulai melancarkan serangan darat ke wilayah Rafah dan mengumumkan bahwa mereka telah merebut gerbang perbatasan yang menyambungkan Gaza dengan Mesir.

  • Militer Israel melakukan invasi besar-besaran ke Rafah sejak kemarin dengan mengerahkan tank, pesawat tempur dan kekuatan militer lainnya.
  • Invasi besar-besaran ke Rafah oleh pasukan Israel akan menjadi “kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan," kata Sekretaris Jenderal PBB memperingatkan.
  • Penutupan penyeberangan Rafah di Gaza oleh Israel menimbulkan kekhawatiran pasokan makanan dan medis yang sudah langka akan semakin terkuras dan menyebabkan bencana kemanusiaan.
  • “Setiap hari pihak berwenang Israel memblokir bantuan yang menyelamatkan nyawa, semakin banyak warga Palestina yang berisiko meninggal,” kata Human Rights Watch.
  • Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan proposal gencatan senjata yang disetujui oleh Hamas “tidak memenuhi” tuntutan Israel, namun delegasi Israel telah tiba di Kairo untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.
  • Setidaknya 34.789 orang tewas dan 78.204 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan.

Pasien dan Perawat Tinggalkan Rumah Sakit

Agresi militer Israel ke Rafah mengakibatkan gelombang pengungsian di wilayah itu.

Gelombang serangan Israel di Rafah pada Senin (6/5/2024) malam telah menewaskan sedikitnya 23 orang, termasuk enam perempuan dan lima anak-anak.

Seorang pria di Rafah, Mohamed Abu Amra, kehilangan lima kerabat dekatnya dalam serangan yang juga meratakan rumah miliknya.

“Kami tidak melakukan apa pun, kami tidak terkait Hamas,” kata Abu Amra, yang istrinya, dua saudara laki-lakinya, saudara perempuannya, dan keponakannya semuanya tewas. 

“Kami menyaksikan api melahap kami. Rumah itu hangus," ucapnya dikutip dari Al Jazeera.

Petugas Medis Menyelamatkan Diri

Sementara itu, pasien dan para petugas medis meninggalkan rumah sakit di Rafah karena ketakutan atas agresi militer Israel.

Pasien dipindahkan ke perbatasan dengan Mesir.

Termasuk Rumah Sakit Abu Yousef Al-Najjar yang terletak di wilayah selatan Gaza.

Ini adalah wilayah yang telah ditetapkan oleh tentara Israel sebagai zona tempur.

“Ini adalah ancaman terhadap rumah sakit mengakibatkan orang-orang dan pasien meninggalkan rumah sakit,” ujar Dokter Marwan Al-Hams dari Rumah Sakit Abu Youssef Al-Najjar dilansir Reuters.

Tank Israel Bombardir Rafah

Divisi 162 dan Brigade Lapis Baja 401 Israel bergabung dengan tentara di timur Rafah, dan mereka telah mengambil alih Gerbang Perbatasan Rafah Gaza, yang terbuka ke Mesir.

Israel mengatakan bahwa tentaranya secara penuh mengendalikan gerbang di sisi Palestina, yang berjarak sekitar 3,5 km dari Mesir, dan 20 warga Palestina tewas dalam serangan yang dilancarkan tentara Israel.

Tentara Israel menghantam beberapa bangunan di dekat Gerbang Perbatasan Rafah dengan roket, dan mereka menembakkan artileri ke wilayah dekat Gerbang Perbatasan Rafah dan Gerbang Perbatasan Karam Abu Salim.

TV Al-Aqsa, yang terkenal kedekatannya dengan Hamas, mengumumkan bahwa tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gerbang Perbatasan Rafah di tanah Palestina.

Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa pesawat tempur Israel juga melakukan serangan ke wilayah dekat Gerbang Perbatasan Rafah.

Hamas setujui usulan gencatan senjata

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh menyampaikan kepada Qatar dan Mesir bahwa pihaknya menyetujui usulan kedua negara tersebut tentang perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.

Setelah Hamas mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui "proposal gencatan senjata" yang diajukan oleh Qatar dan Mesir, Kabinet Perang Israel memutuskan untuk melanjutkan serangan ke Rafah.

Dalam pernyataannya pada 6 Mei, militer Israel meminta warga meninggalkan beberapa daerah di timur Rafah, wilayah yang menampung pengungsi Palestina.

Menurut pemberitaan Radio Tentara Israel, sekitar 100 ribu warga Palestina yang tinggal di wilayah timur Rafah akan dievakuasi.

Evakuasi paksa dimulai di wilayah timur karena kekhawatiran bahwa tentara Israel akan melancarkan serangan darat ke Rafah, tempat sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina berlindung.

Gerbang Perbatasan Rafah Gaza merupakan titik perlintasan utama masuknya bantuan kemanusiaan dan satu-satunya titik perlintasan yang digunakan warga Palestina di Jalur Gaza untuk bepergian ke luar negeri.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Hasanudin Aco)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved