Konflik Rusia Vs Ukraina
WSJ: Putin Mungkin Tidak Perintahkan Pembunuhan Alexei Navalny pada Februari
WSJ laporkan penilaian komunitas intelijen soal dugaan keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin atas tewasnya bos oposisi Kremlin Alexei Navalny.
TRIBUNNEWS.COM - The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan sebuah penilaian komunitas intelijen mengenai dugaan keterlibatan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam kematian Pemimpin oposisi Kremlin, Alexei Navalny.
Seperti diketahui, Navanly meninggal pada Februari 2024 kemarin di koloni hukuman Arktik.
Kematiannya yang mendadak telah memicu gelombang sanksi baru yang menargetkan perekonomian Rusia dan mengacaukan negosiasi yang rumit untuk pertukaran tahanan antara Rusia dan Barat.
"Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin tidak merencanakan hal itu terjadi ketika hal itu terjadi," terang WSJ dalam laporannya.
Menurut tiga sumber yang mengetahui masalah itu, badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa Putin mungkin tidak secara langsung memerintahkan pembunuhan Alexei Navalny di penjara terpencil pada bulan Februari kemarin.
Meski demikian, sampai sekarang penyebab pasti kematian pemimpin oposisi di penjara Arktik masih belum jelas.
Penilaian tersebut tidak meloloskan Putin dari tanggung jawab utama atas nasib Navalny.
"Hanya saja Presiden Rusia tersebut kemungkinan tidak menyerukan pembunuhan terhadap Navalny pada saat itu," kata sumber tersebut.
Menurut sumber-sumber tersebut, dengan mengirim Navalny ke koloni hukuman dengan keamanan tinggi yang terkenal di kota terpencil di atas Lingkaran Arktik, Kremlin secara efektif telah menjatuhkan hukuman mati kepada pemimpin oposisi tersebut.
Temuan ini mencerminkan konsensus luas di berbagai badan intelijen mengenai kasus Navalny.
Setelah kematian Navalny, Presiden AS, Joe Biden mengatakan meskipun Washington kekurangan informasi mengenai keadaan sebenarnya, “tidak ada keraguan bahwa kematian Navalny adalah konsekuensi dari tindakan yang dilakukan Putin.”
Baca juga: Benedict Cumberbatch Bacakan Surat Alexei Navalny: Kemenangan Tak Terelakkan, Jangan Menyerah
CIA dan Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak berkomentar.
Pada saat itu, Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Navalny meninggal setelah merasa tidak enak badan usai berjalan-jalan.
Navalny berusia 47 tahun ketika dia meninggal dan menjalani hukuman penjara selama 30,5 tahun.
Sebagai pembangkang paling terkenal dan populer di Rusia, kematian Navalny merupakan pukulan telak bagi gerakan oposisi di negara tersebut, yang telah ditindas secara brutal oleh Kremlin.
Sebelum kematian Navalny, terdapat diskusi tentatif tentang kemungkinan pertukaran tahanan dengan Rusia yang melibatkan Navalny dan warga Amerika yang ditahan di Rusia, NBC News sebelumnya melaporkan.
Sekutu Navalny menuduh Putin membunuh pembangkang itu untuk menggagalkan usulan pertukaran tahanan yang akan membebaskannya.
Rusia membantah tuduhan tersebut.
Istri Navalny, Yulia Navalnya, secara langsung menuduh Putin memerintahkan pembunuhan Navalny, yang terjadi sebulan sebelum pemilihan presiden palsu yang memberi Putin masa jabatan lagi, Independent melaporkan.
Kronologi singkat kematian Alexei Navalny
Alexei Navalny, figur populer dari kelompok oposisi yang berseberangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, meninggal di sebuah penjara di kawasan Arktik, Jumat (16/02).
Navalny, yang dianggap kritikus paling keras terhadap Putin, tengah menjalani hukuman penjara 19 tahun. Vonis terhadapnya dinilai bermotif politik.
Baca juga: Pemakaman Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny, Pelayat Terancam Ditangkap Aparat
Ia kemudian dipindahkan ke sebuah pulau khusus yang dibangun sebagai penjara pada tahun 2023. Penjara di distrik Yamalo-Nenets, Lingkar Arktik, itu diyakini sebagai salah satu penjara terberat di Rusia.
Pengelola penjara tersebut mengatakan bahwa Navalny "merasa tidak enak badan" setelah sempat berjalan-jalan pada Jumat ini.
"Navalny hampir segera kehilangan kesadaran", ujar pimpinan penjara itu dalam sebuah pernyataan.
Menurut pernyataan tersebut, tim medis darurat segera dipanggil dan telah berusaha menyadarkan Navalny. Namun mereka diklaim tidak berhasil.
"Dokter darurat menyatakan tahanan itu meninggal. Penyebab kematiannya sedang selidiki," papar keterangan resmi itu.

Pelayat Navalny ditangkap
Pelayat yang menghadiri pemakaman pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, pada Jumat (1/3/2024), terancam ditangkap oleh aparat.
Ribuan pelayat mengucapkan selamat tinggal terakhir kepada Navaly, seorang kritikus Kremlin yang dikenal juga sebagai musuh Presiden Vladimir Putin.
Teriakan nama Alexei Navalny menggema di antara para pelayat.
Saat Navalny dikebumikan, pendukung Navalny dengan tegas mengaku tidak akan memaafkan pihak berwenang Rusia atas kematiannya.
Baca juga: Sekutu Alexei Navalny Sebut Pemimpin Oposisi Rusia Hampir Dibebaskan dari Penjara sebelum Tewas
Pemakaman Navalny diadakan di sebuah gereja di Moskow, pelayat menunggu berjam-jam untuk bisa memberikan penghormatan terakhir di bawah pengawasan sejumlah pasukan polisi.
"Navalny, Navalny," teriakan keras terdengar ketika peti mati dibawa keluar dari mobil jenazah berwarna hitam, dikutip dari Al Jazeera.
Setelah kebaktian singkat, pengusung jenazah membawa peti mati Navalny untuk dimakamkan di Pemakaman Borisovskoe di ibu kota Moskow.
Dalam video yang disiarkan dari pemakaman, ibu Navalny, Lyudmila dan sang ayah Anatoly, membungkuk di atas peti mati anaknya yang terbuka dan mencium jasadnya untuk terakhir kali, diiringi musik oleh sekelompok kecil musisi.
Para pelayat melangkah maju untuk membelai wajahnya sebelum seorang pendeta dengan lembut menutupi tubuhnya dengan kain kafan putih.
Peti mati Navalny kemudian ditutup dan diturunkan ke dalam tanah.
Organisasi hak asasi manusia OVD-Info mengatakan mereka mengetahui “setidaknya 67 penangkapan di 16 kota” pada hari Jumat, termasuk enam penangkapan di Moskow tempat pemakaman Navalny diadakan.
Sementara, laporan kelompok hak asasi manusia mengatakan ada sekitar 400 orang telah ditahan di tempat peringatan Navalny sejak kematiannya.
Navalny, pengkritik paling keras terhadap Presiden Vladimir Putin di Rusia, meninggal pada usia 47 tahun di koloni hukuman Arktik pada 16 Februari.
Diracun Novichok
Dikutip dari NBC News, selama perjalanan bisnis di Rusia pada tahun 2020, Navalny diracuni dengan agen saraf militer , Novichok.
Pejabat Navalny dan Barat menyalahkan Putin atas upaya pembunuhan Navalny.
Racun yang digunakan pada Navalny mirip dengan yang digunakan dinas intelijen militer Rusia terhadap pensiunan perwira intelijen militer Rusia, Sergei Skripal, dalam upaya pembunuhan tahun 2018 di Inggris, menurut pemerintah Barat.
Rusia membantah pemerintahnya terlibat dalam peracunan Navalny pada tahun 2020 atau kematiannya di penjara pada bulan Februari.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.