Rabu, 1 Oktober 2025
Deutsche Welle

Akankah UE Terima Wacana Kedaulatan Eropa oleh Presiden Prancis Macron?

Presiden Prancis Emmanuel Macron mencetuskan perubahan paradigma dalam integrasi Uni Eropa. Tapi gagasannya tentang kedaulatan supranasional…

Deutsche Welle
Akankah UE Terima Wacana Kedaulatan Eropa oleh Presiden Prancis Macron? 

Sebanyak 20 kali Presiden Prancis Emmanuel Macron mengucap kata "paradigma” dalam pidatonya tentang integrasi Eropa, Kamis (26/4) kemarin.

"Kita kembali berkonfrontasi dengan sejarah. Eropa bisa saja punah,” kata dia kepada ratusan hadirin di aula Universitas Sorbonne, salah satu universitas tertua di Eropa.

Macron menuntut kedaulatan Eropa di bidang industri dan membangun strategi pertahanan secara independen, termasuk dengan sistem pertahanan udara sendiri. "Sangat penting bagi Rusia untuk tidak memenangkan perang di Ukraina. Di sana lah keamanan Eropa dipertaruhkan,” kata dia.

"Eropa hanya bisa menjadi kuat jika kita makmur dan kita harus berhenti bersikap naif, serta lebih melindungi industri kita," tambahnya.

Macron menyerukan digunakannya "preferensi Eropa" di lima sektor unggulan, yakni kecerdasan buatan, teknologi kuantum, teknologi antariksa, bioteknologi dan sumber energi baru.

Mencari kedaulatan Eropa

Menurut Sophie Pornschlegel, salah seorang direktur di lembaga pemikir Eropa Jacques Delors di Brussels, Belgia, Macron pertama kali menyerukan "kedaulatan Eropa” dalam sebuah pidato di Sorbonne tujuh tahun lalu.

"Dia lihai mengidentifikasi isu-isu yang relevan dalam politik. Dan dia sudah benar ketika menuntut dipereratnya kerja sama dan integrasi, karena itulah satu-satunya cara untuk melindungi kepentingan Eropa," kata dia.

"Akan menarik untuk melihat bagaimana reaksi anggota UE lainnya. Apakah mereka akan menerima ide-idenya?” tanyanya.

Dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini, Istana kepresidenan Elysee menggarisbawahi bahwa kedaulatan Eropa sudah mulai diupayakan sejak tahun 2017. "Di bawah inisiatif Perancis, UE bersatu mendukung Ukraina, kami menyepakati haluan bersama untuk industri dan teknologi, serta telah menyesuaikan pandangan kami mengenai perjanjian perdagangan bebas untuk lebih melindungi industri di Eropa,” kata seorang juru bicara kepresidenan.

"Adalah normal bagi Prancis untuk berkontribusi dalam menyusun agenda strategis UE berikutnya,” imbuhnya, merujuk pada rencana kerja lima tahunan yang akan dibahas oleh negara-negara anggota pada akhir Juni mendatang.

Pornschlegel setuju dengan Istana Elysee, karena "setidaknya Macron mengusung gagasan baru untuk Eropa, dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jerman, yang hanya memasang blokade,” katanya.

Menyasar audiens domestik?

Namun Benjamin Morel, dosen hukum publik di Universitas Paris-Pantheon-Assas, meragukan bahwa pidato Macron semata demi kemaslahatan Uni Eropa.

"Eropa menjadi salah satu agenda utama Macron, yang harus memperbaiki prospek suram partainya menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Juni ini,” katanya kepada DW.

Menurut survei teranyar, Valerie Hayer, kandidat presiden Komisi Eropa dari partai Renaissance, akan memperoleh sekitar 16 persen suara.

Dukungan elektoral untuk calon yang diusung Macron itu terpaut jauh dengan Jordan Bardella, kandidat partai populis kanan Rassemblement National, RN, yang diprediksi mendapat 30 persen.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved