Akankah UE Terima Wacana Kedaulatan Eropa oleh Presiden Prancis Macron?
Presiden Prancis Emmanuel Macron mencetuskan perubahan paradigma dalam integrasi Uni Eropa. Tapi gagasannya tentang kedaulatan supranasional…
"Perolehan suara yang rendah dalam pemilu legislatif Eropa akan melumpuhkan Macron sebagai presiden dan menghancurkan otoritas yang tersisa,” tegas Morel.
Cuma kurang dari sepertiga pemilih Perancis saat ini yang menyatakan puas atas kinerja Presiden Macron, menurut jajak pendapat terbaru.
"Tetapi saya ragu pidato Macron ini akan membuat pemilih di Prancis antusias,” kata Morel.
Kebangkitan populisme kanan
Hal senada diungkapkan Catherine Fieschi, peneliti tamu di Pusat Studi Lanjutan Robert Schuman di Institut Universitas Eropa di Florence.
"Anehnya, menurut jajak pendapat, sebagian besar warga Prancis justru bersikap pro-Eropa dan sangat menentang gagasan ekstrem kanan untuk meninggalkan UE,” katanya kepada DW.
"Tetapi banyak pemilih sepertinya menyepelekan Eropa dan mata uang euro dan mereka tidak memiliki masalah dalam memilih RN yang sangat anti-Eropa,” tambahnya.
Jika tren berlanjut, RN bisa memenangkan lebih banyak kursi di Parlemen Eropa dibandingkan tahun 2019, ketika partai tersebut memperoleh 23 persen suara.
Kemenangan Le Pen
"Bukan artinya koalisi populis kanan akan lantas mendominasi Parlemen Eropa,” kata Pornschlegel. "Tapi semakin besar kekuatan partai-partai ekstrem kanan, semakin besar kemungkinan kelompok konservatif lain, seperti EPP yang berhaluan kanan-tengah, untuk mengadopsi pandangan populis kanan demi mempertahankan kekuasaan, dan hal ini sudah mereka lakukan, misalnya dalam isu keimigrasian,” lanjutnya.
"Pergeserean itu akan memudahkan partai-partai ekstrem kanan untuk menormalisasi gagasan politiknya dan menambah perolehan suara dalam pemilu nasional, yang pada akhirnya akan memperkuat pengaruh mereka di Dewan Eropa.”
Para analis juga tidak lagi mengabaikan kemungkinan kemenangan partai populis kanan dalam pemilihan presiden Prancis tahun 2027. Ironisnya, Presiden Macron ikut dituduh "melazimkan” populisme politik dengan mengadopsi sejumlah usulan RN, seperti misalnya dalam pembuatan UU Keimigrasian baru-baru ini.
Pornschlegel meyakini, kemenangan Marine Le Pen dalam pilpres Prancis akan berdampak buruk bagi Eropa. "Kemenangannya akan mengakhiri poros Prancis-Jerman, yang sangat penting sebagai fondasi UE,” kata dia.
Namun di Sorbonne, Macron bersikukuh dirinya tidak terintimidasi oleh kebangkitan populisme ala Donald Trump di Eropa."Kita harus percaya pada nilai-nilai Eropa dan humanisme,” kata dia.
(rzn/hp)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.