Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Euro-Med: Ada 140 Kuburan Massal di Gaza, Israel Lakukan Pengusiran Paksa Terbesar dalam Sejarah

Euro-Mediterania menunjukkan, Israel menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza.

SAID KHATIB / AFP
Warga Palestina memeriksa kehancuran akibat serangan Israel terhadap rumah mereka di desa Khuzaa, sebelah timur Khan Yunis dekat pagar perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza selatan pada 27 November 2023, di tengah gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Pemerintah Israel hari ini mengatakan bahwa pihaknya telah memberi tahu Hamas bahwa “opsi untuk perpanjangan” gencatan senjata di Jalur Gaza terbuka. 

“Saya harus menyampaikan kabar buruk kepadanya bahwa embrio-embrionya telah hancur,” kenang sang dokter.

"Ini adalah satu-satunya kesempatannya dalam hidup."

Kerusakan di klinik Al-Basma terlihat setelah penembakan Israel.
Kerusakan di klinik Al-Basma terlihat setelah penembakan Israel. (Dr. Ghalayini/Al-Basma Clinic)

Mirip dengan Najwa, serangan Israel tersebut menghancurkan harapan dan impian banyak perempuan di Gaza yang berjuang untuk memiliki anak.

Lebih dari 10.000 perempuan terbunuh di Gaza sejak perang dimulai, menurut perkiraan laporan UN Women pada bulan April.

Baca juga: Sempat Ditutupi Israel, Hamas Ungkap 30 Jenderal dan Perwira Shin Bet Masih Ditahan di Gaza

Kondisi yang tidak sehat, serta terbatasnya akses terhadap makanan dan air bersih, membuat perempuan hamil dan anak-anaknya sangat rentan terhadap komplikasi dan risiko kesehatan yang signifikan.

Dr. Ghalayini (73), mendirikan Al Basma pada tahun 1997, setelah terinspirasi oleh karya gurunya, “Saya berlatih dengan pionir fertilisasi in vitro, Patrick Steptoe dan Profesor Robert Edwards di klinik IVF pertama di dunia pada tahun 1983," katanya kepada ABC News.

Karya perintis Steptoe dan Edwards menghasilkan bayi pertama yang lahir melalui fertilisasi in vitro pada tahun 1978.

Al Basma dikembangkan menjadi pusat kesuburan utama di Gaza, dengan lebih dari separuh perawatan dilakukan di pusat tersebut.

“Kami memiliki rata-rata 60-70 pasien per bulan dalam 5 atau 6 tahun terakhir," kata Ghalayini kepada ABC News.

"Sebelumnya, jumlahnya mencapai 100 pasien per bulan."

"Kami merawat 50 persen pasien di Gaza, sementara separuh sisanya dibagi ke delapan pusat kesuburan lainnya."

“Kami berkembang secara dramatis selama bertahun-tahun meskipun Gaza berada di bawah pengepungan Israel,” kata Mohammed Ajjour, 37 tahun, kepala ahli embriologi dan direktur laboratorium IVF di Al Basma.

Karena serangan militer Israel, Dr. Ghalayini memutuskan untuk menutup pusat tersebut pada bulan November lalu.

“Kami mengatakan kepada pasien yang akan menjalani operasi, kami akan menyedot sel telur mereka dan membekukannya karena perang."

"Kami memperkirakan ada sekitar 4.000 embrio dan 1.000 sel telur serta spesimen sperma yang disimpan di tangki nitrogen di Al Basma.”

Kerusakan di klinik Al-Basma terlihat setelah penembakan Israel.
Kerusakan di klinik Al-Basma terlihat setelah penembakan Israel. (Klinik Al-Basma/Dr. Ghalayini)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved