Minggu, 5 Oktober 2025

Puluhan perempuan yang bekerja layaknya budak di Oman berhasil diselamatkan berkat grup WhatsApp

BBC Africa Eye menyelidiki bagaimana sebuah grup WhatsApp membantu menyelamatkan lebih dari 50 perempuan Malawi yang diperdagangkan…

BBC Indonesia
Puluhan perempuan yang bekerja layaknya budak di Oman berhasil diselamatkan berkat grup WhatsApp 

Ribuan kilometer jauhnya di Negara Bagian New Hampshire, AS, seorang aktivis media Malawi bernama Pililani Mombe Nyoni melihat pesan Georgina dan mulai melakukan penyelidikan.

Dia menghubungi Georgina dan menghapus unggahan di Facebook tersebut demi keselamatan Georgina dan meneruskan nomor WhatsApp miliknya, yang mulai beredar di Oman. Dia segera menyadari bahwa ini adalah masalah yang lebih luas.

"Georgina adalah korban pertama. Lalu ada seorang perempuan, dua perempuan, tiga perempuan," katanya kepada BBC.

"Saat itulah saya berkata: 'Saya akan membentuk grup [WhatsApp] karena ini terlihat seperti perdagangan manusia.'"

Lebih dari 50 perempuan Malawi yang bekerja sebagai pekerja domestik di Oman bergabung dengan grup ini.

Dengan segera, grup WhatsApp ini dipenuhi oleh rekaman suara dan video, beberapa di antaranya sangat mengerikan untuk ditonton karena merinci kondisi mengerikan yang dialami para perempuan tersebut.

Banyak dari mereka paspornya diambil setelah mereka tiba di negara tersebut, sehingga mereka tidak bisa pergi.

Beberapa menceritakan bagaimana mereka mengurung diri di toilet, diam-diam mengirimkan pesan permintaan tolong.

“Saya merasa seperti berada di penjara… kami tidak akan pernah bisa melarikan diri,” kata salah satu perempuan.

"Hidup saya benar-benar dalam bahaya," ujar yang lain.

Nyoni mulai berbicara dengan badan amal yang menangani perdagangan manusia di Malawi dan diperkenalkan dengan Ekaterina Porras Sivolobova, pendiri Do Bold, yang berbasis di Yunani.

Do Bold bekerja dengan komunitas pekerja migran di negara-negara Teluk, mengidentifikasi korban perdagangan manusia atau kerja paksa dan kemudian bernegosiasi dengan majikan mereka agar mereka dibebaskan.

"Majikan membayar agen untuk menyediakan pekerja domestik. Salah satu tantangan paling umum yang kami hadapi adalah majikan atau agen mengatakan: 'Saya ingin uang saya kembali, baru dia bisa pulang'," kata Sivolobova kepada BBC.

"Hukum yang berlaku di Oman melarang seorang pekerja domestik meninggalkan majikannya. Dia tidak bisa berganti pekerjaan dan dia tidak bisa meninggalkan negara ini – tidak peduli bagaimana Anda diperlakukan.”

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved