Senin, 6 Oktober 2025

Kapalnya Diguyur Meriam Air di Laut China Selatan, Filipina Panggil Utusan Beijing

Manila mengatakan konfrontasi di dekat Second Thomas Shoal melukai tiga tentaranya dan menyebabkan kerusakan parah pada kapalnya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
X ABSCBNNews/Armed Forces of the Philippines
Screenshot video kapal pemasok Filipina diserang dengan meriam air oleh kapal China di Laut China Selatan, Sabtu 23 Maret 2024. 

Konfrontasi yang berulang di laut lepas menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik dapat berkembang menjadi konflik yang lebih besar yang dapat membawa China dan sekutu Filipina, yakni Amerika Serikat, terjerumus ke dalamnya.

Amerika Serikat tidak mengklaim wilayah laut yang sibuk itu.

Tetapi AS mengerahkan kapal Angkatan Laut-nya dan jet tempur sebagai bentuk "operasi kebebasan navigasi”, yang dikritik oleh China.

Amerika juga telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka berkewajiban untuk membela Filipina, jika pasukan, kapal, atau pesawat Filipina mengalami serangan bersenjata, termasuk di Laut China Selatan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa AS berdiri bersama sekutunya, Filipina, dan mengutuk tindakan berbahaya yang dilakukan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap operasi maritim Filipina yang sah di Laut China Selatan pada tanggal 23 Maret.

Miller mengatakan bahwa kapal-kapal China menggunakan meriam air secara berulang-ulang.

Manuver pemblokiran yang ceroboh mengakibatkan cedera pada anggota militer Filipina dan kerusakan signifikan pada kapal pasokan mereka, sehingga tidak dapat bergerak, ujarnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved