Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pakar PBB Peringatkan Negara-negara yang Ekspor Senjata ke Israel: Harus Segera Dihentikan

PBB mendesak semua negara untuk memastikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional oleh pihak-pihak yang berkonflik.

Penulis: Nuryanti
AFP/-
Ilustrasi - Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 18 Januari 2024. PBB mendesak semua negara untuk memastikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional oleh pihak-pihak yang berkonflik. 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar PBB menyerukan penghentian segera ekspor senjata ke Israel yang akan digunakan di Gaza.

Desakan ini disampaikan oleh Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR).

OHCHR mencatat, ekspor tersebut dilarang bahkan jika negara pengekspor tidak bermaksud menggunakan senjata tersebut untuk melanggar hukum.

“Setiap pengiriman senjata atau amunisi ke Israel yang akan digunakan di Gaza kemungkinan besar melanggar hukum kemanusiaan internasional dan harus segera dihentikan,” ungkap pernyataan itu, Jumat (23/2/2024), dilansir Anadolu Agency.

PBB mendesak semua negara untuk memastikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional oleh pihak-pihak yang berkonflik.

"Mereka harus menahan diri untuk tidak mentransfer senjata atau amunisi, atau suku cadangnya, jika memang diharapkan, mengingat fakta atau pola masa lalu perilaku mereka, bahwa mereka akan digunakan untuk melanggar hukum internasional," jelasnya.

Sementara itu, OHCHR memuji penangguhan transfer senjata ke Israel oleh Belgia, Italia, Spanyol, Belanda, dan perusahaan Jepang Itochu Corporation.

Namun, para ahli juga menekankan pengiriman dari Amerika Serikat (AS) dan Jerman telah meningkat sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023.

Adapun Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia termasuk di antara eksportir senjata lainnya ke Israel.

Klaim Israel

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, telah mengklaim dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB bahwa pengiriman senjata tersebut mencakup komponen untuk sistem pertahanan udara, drone Shahed-101 dan Shahed-136, dan sejumlah rudal, menurut penyiar i24 Israel.

Dikutip dari Al Jazeera, surat Katz juga dilaporkan menguraikan keterlibatan unit dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan Hizbullah dalam memfasilitasi pengiriman senjata tersebut, serta contoh-contoh di mana Israel telah mencegat pengiriman tersebut.

Baca juga: Tiga Gebukan Houthi dalam Sehari: Pelabuhan Israel, Kapal Inggris, dan Destroyer AS Diguyur Serangan

Katz mengatakan, jika DK PBB gagal menangani informasi intelijen yang dibagikan oleh Israel secara efektif, Israel tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas.

Pertimbangan Inggris

Diberitakan The Guardian, Pemerintah Inggris akan mempertimbangkan untuk menangguhkan izin ekspor senjata ke Israel.

Hal itu jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melanjutkan serangan darat yang berpotensi menghancurkan kota Rafah di Gaza selatan.

Ketika situasi kemanusiaan di Gaza memburuk, tekanan diplomatik meningkat terhadap Inggris untuk mengikuti negara lain dan menangguhkan ekspor senjata ke Israel.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved