Konflik Palestina Vs Israel
Negara-negara Eropa Desak Israel untuk Hentikan Serangan Brutal di Rafah
Semua negara Uni Eropa kecuali Hongaria telah memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan brutal di Rafah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Semua negara Uni Eropa kecuali Hongaria telah memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan brutal di Rafah yang menurut mereka akan memperparah bencana bagi sekitar 1,5 juta pengungsi yang berdesakan di kota di tepi selatan Gaza.
“Kami meminta Pemerintah Israel untuk tidak mengambil tindakan militer di Rafah yang akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat buruk dan menghambat penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan,” kata para menteri luar negeri negara-negara Eropa.
Pertemuan yang diadakan pada Senin (19/2/2024) juga menghasilkan keputusan bersama untuk segera memulai jeda kemanusiaan yang akan mengarah pada gencatan senjata abadi, pembebasan semua sandera tanpa syarat dan penyediaan bantuan kemanusiaan.
Baca juga: Presiden Brasil Lula da Silva Bandingkan Operasi di Gaza Layaknya Holocaust, Netanyahu Ngamuk
Namun, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell menilai saat ini tidak mungkin semua pihak dapat mencegah kematian warga sipil di Gaza.
“Kita harus terus memberikan tekanan pada Israel untuk membuat mereka mengerti bahwa ada begitu banyak orang di jalan-jalan Rafah, sehingga mustahil menghindari korban sipil,” katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock juga meminta Israel untuk menghormati hukum kemanusiaan, meskipun Israel mempunyai “hak untuk membela diri” saat mendapat serangan dari kelompok militan Palestina Hamas.
“Yang paling penting adalah Hamas akan meletakkan senjatanya,” kata Baerbock.
“Lebih dari satu juta orang pergi ke selatan Gaza karena IDF (Pasukan Pertahanan Israel) memberitahu mereka demikian. Mereka tidak bisa menghilang begitu saja di angkasa,” sambungnya.
Israel sedang bersiap melancarkan invasi darat ke kota paling selatan Gaza, yang disebutnya sebagai benteng terakhir kendali Hamas setelah hampir lima bulan pertempuran.
Baca juga: Hak Veto AS Bayang-bayangi Rencana Pemungutan Suara untuk Gencatan Senjata di Gaza
Israel menuduh pejuang Hamas bersembunyi di antara warga sipil, sesuatu yang dibantah oleh kelompok militan tersebut, dan mengatakan “langkah luar biasa” diambil untuk menghindari korban sipil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.