AS Bela Israel soal Ledakan di Dekat Makam Jenderal Qasem Soleimani Iran: Mungkin Ulah ISIS
Belum diketahui siapa di balik ledakan di dekat makam Jenderal Qasem Soleimani Iran, AS sebut tidak mungkin Israel, mungkin ISIS.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - ISIS mungkin dalang di balik ledakan yang menewaskan hampir 100 orang di dekat pemakaman Jenderal Qasem Soleimani Iran, Rabu (3/1/2024), menurut pejabat senior Amerika Serikat (AS) seperti dilansir The Hill.
“Ini memang terlihat seperti serangan teroris," kata pejabat tersebut.
"Hal yang pernah kita lihat dilakukan ISIS di masa lalu."
“Dan sejauh yang kami ketahui, itulah asumsi kami saat ini.”
Para pejabat Iran juga menyalahkan pengeboman di tenggara Kota Kerman itu sebagai serangan teroris, tanpa menjelaskan lebih lanjut siapa dalang di baliknya.
Iran selama bertahun-tahun telah memerangi ISIS, sebuah kelompok Islam ekstremis yang anti-Iran dan anti-Syiah, terutama melalui proksi di Irak dan Suriah.
Baca juga: Reaksi Dunia atas Bom di Peringatan Kematian Komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani
Meskipun ISIS telah menderita kerugian besar di tangan pasukan Amerika dan kelompok lain, ISIS masih mempertahankan pengaruhnya di seluruh Timur Tengah.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak ada indikasi bahwa Israel berada di balik ledakan itu.
“Kami tidak memiliki rincian lebih lanjut mengenai bagaimana hal itu terjadi atau siapa yang mungkin bertanggung jawab atas kejadian tersebut,” kata John Kirby.
“Saat ini kami tidak memiliki indikasi sama sekali bahwa Israel terlibat dalam cara apa pun,” tambahnya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengutuk serangan hari Rabu itu dan menyerukan tindakan keras terhadap para penyerang.
Menurut laporan awal media pemerintah Iran, pengeboman itu menewaskan 103 orang dan melukai 141 lainnya.
Kerumunan orang berkumpul di Pemakaman Martir di Kerman untuk memperingati empat tahun kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani, yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020.
Ada dua ledakan di hari itu, satu hanya beberapa ratus kaki dari lokasi dan satu lagi lebih dari setengah mil jauhnya.
Para pejabat Iran yakin ledakan kedua, yang terjadi 20 menit setelah ledakan pertama, menyebabkan sebagian besar korban jiwa.
Respons Presiden Iran

Baca juga: Ledakan Terjadi di Acara Peringatan Kematian Jenderal Qassem Soleimani, 20 Orang Tewas
Presiden Iran Ebrahim Raeisi mengatakan tindakan teror dan kejahatan tidak akan melemahkan kohesi, keamanan dan strategi negara, PressTV melaporkan.
“Musuh-musuh bangsa Iran berpikir bahwa mereka dapat mencapai tujuan mereka yang tidak sah melalui tindakan teror, namun bangsa Iran telah membuktikan bahwa kejahatan semacam itu tidak dapat mengganggu kohesi, keamanan dan strateginya,” kata Raeisi dalam panggilan telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Rabu.
Erdogan kemudian menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada rekannya dari Iran atas serangan teroris keji di Kerman.
Dia mengatakan serangan itu sekali lagi dengan jelas menyoroti perlunya perjuangan tegas melawan segala bentuk terorisme.
Dia sekali lagi menegaskan kembali kesiapan Turki untuk bekerja sama dengan Iran dalam perang melawan segala bentuk terorisme.
Jumlah Korban Direvisi
Saat berbicara kepada wartawan pada hari Kamis (4/1/2023), Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan 84 orang tewas dalam serangan tersebut.
Ia menambahkan kejadian tersebut juga menyebabkan 284 orang terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Layanan medis mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.
Jumlah korban tewas pada awalnya lebih tinggi, namun kini telah direvisi.

Baca juga: Ledakan Dekat Makam Jenderal Iran Tewaskan Hampir 100 Orang
Menurut Mohammad Saberi, kepala layanan darurat Kerman, jumlah jenazah disesuaikan karena beberapa jenazah dalam kondisi cacat parah, sehingga membuat penghitungan menjadi sulit.
Saberi lebih lanjut menjelaskan bahwa jumlah korban tewas saat ini mencapai 84 orang, sebagaimana dikonfirmasi oleh Legal Medicine Organization di negara tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.